Inokulum adalah setiap komponen atau materi yang memiliki kemampuan untuk memulai infeksi penyakit. Inokulum, dalam patologi tumbuhan dan mikrobiologi, adalah materi patogen infektif yang dapat berinteraksi dengan inang atau host dan menyebabkan penyakit. Inokulum dapat berupa spora jamur, hifa, sel bakteri, virus, nematoda, atau bahkan bagian dari tanaman inang yang sakit. Inokulum dapat berasal dari berbagai sumber, seperti benih, sisa tanaman yang terinfeksi, tanah, gulma, atau bahkan oleh vektor seperti serangga. Tingkat keparahan dan penyebaran suatu penyakit sangat dipengaruhi oleh jenis dan jumlah inokulum yang tersedia di lingkungan.[1][2]
Sumber Utama Inokulum
Inokulum yang Ditularkan oleh Tanah (Soilborne Inoculum): Sumber ini termasuk patogen yang bertahan hidup di dalam tanah, baik dalam bentuk struktur istirahat (seperti sindrom atau sklerotia jamur), miselium saprofitik pada sisa tanaman yang terurai, atau inokulum aktif (Armillaria spp.). Ketika akar tanaman sehat bersentuhan langsung dengan inokulum di dalam tanah, tanah berfungsi sebagai gudang jangka panjang. Seringkali, patogen tanah menyebabkan penyakit busuk akar dan layu.
Inokulum yang Ditularkan oleh Udara (Airborne Inoculum): Patogen yang berasal dari sumber ini biasanya menyebar melalui udara, seringkali dalam bentuk konidia atau spora jamur (seperti urediniospora pada karat daun). Angin, hujan, atau percikan air adalah penyebar utama. Patogen ini sering menyebabkan penyakit pada bagian atas tanaman, seperti daun (bercak daun), batang, dan buah, dan sering kali bertanggung jawab atas epidemi penyakit yang menyebar dengan cepat.
Inokulum yang Ditularkan oleh Benih dan Bibit (Seed and Transplantborne Inoculum): Inokulum ada di benih atau bibit tanaman yang akan ditanam. Inokulum pada benih dapat berupa infeksi sistemik di dalam jaringan embrio benih, atau spora atau hifa yang menempel di permukaan benih. Patogen secara langsung masuk ke tanah baru, memungkinkan penyakit berkembang pada tahap awal pertumbuhan tanaman, membuat sumber ini sangat berbahaya. Bakteri yang dibawa benih dan jamur smut adalah contoh umum.
Inokulum dari Sisa Tanaman (Plant Debris Inoculum): Patogen hidup di sisa-sisa tanaman yang telah dipanen atau mati, seperti stubble, daun kering, atau buah yang jatuh, dan seringkali menciptakan struktur istirahat di dalam jaringan tanaman yang mati. Inokulum (seperti spora) dilepaskan dari sisa tanaman dan menginfeksi tanaman baru ketika kondisi lingkungan mendukung. Pengelolaan sisa tanaman yang buruk sering meningkatkan risiko sumber inokulum ini.
Inokulum dari Vektor dan Gulma (Vector and Weedborne Inoculum): Sumber ini memiliki pembawa patogen atau tempat penyimpanan organisme hidup atau tumbuhan lain. Vektor, seperti serangga, tungau, atau nematoda, dapat secara mekanis atau biologis membawa patogen dari tanaman sakit ke tanaman sehat. Sementara itu, gulma atau tanaman inang alternatif lainnya dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan patogen, terutama virus dan bakteri, selama tanaman inang utama tidak ada. Ini memungkinkan patogen untuk tetap hidup.[2][3]
Penyebaran Inokulum
Angin, atau penyebaran melalui udara: mekanisme penyebaran patogen jarak jauh yang paling efektif adalah angin. Angin membawa fragmen miselium atau spora jamur (seperti penyakit karat dan embun tepung). Faktor-faktor seperti kecepatan angin, ketinggian lepas, dan kemampuan inokulum bertahan hidup (misalnya, terhadap kekeringan atau radiasi ultraviolet) memengaruhi efisiensi penyebaran.
Air dan Hujan (Dispersi Air): Ada dua fungsi utama air. Pertama, spora jamur, sel bakteri, atau zoospora (spora yang bergerak) dapat dibawa antara tanaman dalam jarak pendek oleh percikan air hujan atau irigasi. Kedua, air permukaan dan aliran irigasi, termasuk air dari kolam atau waduk, dapat membawa inokulum dari tanah atau sisa tanaman ke daerah yang lebih luas, menyebabkan infeksi akar.
Vektor Biologis: Pembawa patogen adalah organisme hidup, terutama serangga (seperti kutu daun, wereng, dan thrips) dan nematoda. Serangga adalah vektor utama virus dan fitoplasma untuk menyebarkannya secara mekanis (menempel di tubuh) atau biologis (patogen bereplikasi di dalam tubuh serangga sebelum ditularkan ke orang lain).
Manusia dan Aktivitas Pertanian (Penyebaran Manusia dan Anthropogenic): Orang adalah agen penyebar inokulum jarak jauh yang paling efektif. Penyebaran terjadi melalui beberapa cara, seperti melalui Bahan Tanam Benih, bibit, atau stek yang terinfeksi dikirim dari satu negara ke negara lain. Bisa juga melalui Peralatan, Inokulum ditransfer dari tanaman sakit ke tanaman sehat melalui alat pertanian yang terkontaminasi, seperti bajak, cangkul, atau pisau pemangkas. Atau juga melalui Pergerakan Kaki/Pakaian, Orang yang bekerja di lapangan dapat secara tidak sengaja menyebarkan inokulum, terutama spora jamur, dari satu tanaman ke tanaman lain.
Pergerakan Tanam Aktif dan Media Tanam: Patogen tanah tertentu dapat bergerak secara aktif dalam jarak pendek, seperti zoospora jamur tertentu, atau menyebar melalui pertumbuhan miseliumnya. Misalnya, rhizomorf jamur Armillaria dapat menyebar melalui pertumbuhan miseliumnya. Tanah dan sisa-sisa tanaman saat dipindahkan juga membantu menyebarkan inokulum.[4][5]
Referensi
Artikel ini tidak memiliki konten kategori. Bantulah dengan menambah kategori yang sesuai sehingga artikel ini terkategori dengan artikel lain yang sejenis.