Ida Dewa Agung Jambe

Ida Dewa Agung Gde Wirya Jambe ᬇᬤᬤᬾᬯᬅᬕᬸᬂᬕ᭄ᬤᬾᬯᬶᬃᬃᬬᬚᬫ᭄ᬩᭂ
Ida Dewa Agung Sri Surawirya Putra IV
Ida Dewa Agung Surawirya Putra IV (duduk) bersama putra mahkota yang masih berumur 12 tahun, Ida Dewa Agung Gde Agung
Dewa Agung ke-9
Bertakhta	1903 – 28 April 1908 (5 tahun berkuasa)
Penobatan	1903
Pendahulu	Ida Dewa Agung Sri Surawirya Putra III
Penerus	Ida Dewa Agung Oka Geg (kemenakan)
Ratu Pemade	Ida Dewa Agung Gde Smarabhawa
Kelahiran	Ida Dewa Agung Gde Jambe 1855 Semarapura
Kematian	28 April 1903(1903-04-28) (umur 47–48) Semarapura
Pemakaman	Didharmakan pada bangunan meru beratap 3 pada kompleks Pura Pedharman Dalem Kepakisan, Besakih
Pasangan	Ida Dewa Agung Istri Made Agung (bergelar Ida Dewa Agung Istri Rajadani) (dan 15 istri selir)
Keturunan	Ida Dewa Agung Gde Agung Ida Anak Agung Putu Plodot Ida Cokorda Putu Puger Ida Cokorda Watu Gag Ida Cokorda Raka Pak Ida Cokorda Made Watu (hanya Ida Anak Agung Putu Plodot yang selamat pasca Perang Puputan Klungkung)
Nama lengkap Ida Dewa Agung Surawirya Putra IV ᬇᬤᬤᬾᬯᬅᬕᬸᬗ᭄ᬲᬸᬭᬯᬶᬃᬃᬬᬧᬸᬢ᭄ᬭ᭔ Nama takhta Sri Paduka Maharaja Ida Bhatara Dewa Agung Surawirya Putra Sesuhunan Jagat Bali lan Lombok[1]
Wangsa	Kepakisan-Klungkung
Ayah	Ida Dewa Agung Sri Surawirya Putra III
Ibu	Ida Dewa Agung Istri Rajadani Muter (angkat) Ida Dewa Agung Istri Ukiran (biologis)
Agama	Hindu Bali
Pahlawan Nasional Indonesia Surat Keputusan Presiden No. 115/TK/2023 tanggal 6 November 2023.

Ida Dewa Agung Gde Jambé atau Ida I Dewa Agung Surawirya Putra IV (1855 - 28 April 1908) adalah Raja Klungkung IX yang memerintah pada tahun 1903 sampai 1908. Ia adalah putra dari pasangan Ida Dewa Agung Surawirya Putra III dan ibunya bernama Ida Dewa Agung Istri Ukiran. Ia dikenal sebagai Raja Bali terakhir yang wafat saat perang pada Puputan Klungkung, April 1908.^[2]

Atas jasa-jasanya pada negara pada 2023, ia diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia.^[3]

Artikel bertopik biografi Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

• l
• b
• s