Fakhrizal
Fakhrizal (lahir 26 April 1963) adalah seorang politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan purnawirawan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Ia merupakan mantan Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah (2015-2016) dan Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Barat (2016-2019).[4] Saat masih menjabat Kapolda Sumbar, Fakhrizal menuai kontroversi karena mendeklarasikan maju sebagai calon gubernur Sumbar. Merespon hal ini, Kapolri Idham Azis menegaskan bakal memecat Kapolda Sumatera Barat Irjen Fahkrizal jika memang benar terbukti ingin mengikuti pemilihan kepala daerah.[5][6][7] Melalui Surat Telegram Kapolri Nomor ST/3229/XII/KEP/2019 tertanggal 6 Desember 2019, posisi Fakhrizal sebagai Kapolda selanjutnya diganti oleh Irjen Pol Toni Harmanto.[8] Fakhrizal dimutasi sebagai Analis Kebijakan Utama Bidang Sabhara Baharkam Polri.[8] Latar belakang dan pendidikan![]() Fakhrizal dilahirkan di Kamang Mudik, Kamang Magek, Agam pada 26 April 1963 sebagai anak sulung dari enam bersaudara dalam keluarga Minangkabau. Keluarganya berasal dari Pakan Sinayan, Kamang Mudik, Kamang Magek, Agam. Bapaknya Sabri adalah anggota TNI AD dengan pangkat terakhir Pembantu Letnan Satu (Peltu). Bapaknya bertugas sebagai Pembina Rohani Islam (Rohis) di Dodiklat Komando Daerah Militer III/17 Agustus (sekarang tempat itu dipakai Batalyon 133).[9] Ibunya bernama Asni.[10] Terlahir sebagai anak tentara, Fakhrizal kecil menghabiskan waktu selama 12 tahun di asrama Batalyon Infanteri 133, Air Tawar, Padang.[10] Ia menamatkan pendidikan di SD Negeri 67 Padang, Air Tawar pada Desember 1975 dan SMP Negeri 1 Padang pada 1979.[11][rujukan rusak] Fakhrizal gemar bermain sepak bola dan sempat mengikuti seleksi skuat PSP Padang junior. Namun, keinginannya untuk menjadi pesepakbola profesional tidak kesampaian seiring dengan kelulusannya di Akademi Bersenjata Republik Indonesia (Akabri).[10] Lulus dari SMA Negeri 2 Padang pada 1982, Fakhrizal mengikuti tes masuk Akabri, dan dinyatakan bergabung dengan korps kepolisian, bukan tentara seperti bapaknya. Hanya sekali tes, dia lulus Akabri dan menempuh pendidikan kepolisian.[10] Fakhrizal lulus dari Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Jakarta tahun 1994 dan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kepolisian. Ia lalu merampungkan studi Ilmu Hukum dalam Hukum Bisnis di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada dan meraih gelar Magister Humaniora tahun 2007.[11][rujukan rusak] KarierSetamat pendidikan Akabri pada 1986, Fakhrizal ditugaskan sebagai Wapamapta Res Metro Jaksel, Polda Metro Jaya. Di awal-awal berdinas, karier Fakhrizal hanya berputar-putar di Polda Metro Jaya.[10] Hingga tahun 1990, terhitung dia pernah mengemban empat jabatan. Selain Wapamapta, dia juga pernah menjadi Paur Minik Serse Res Jaksel, Kanit Resintel Res Metro Pasar Minggu dan Kanit Res Intel Metro Kebayoran Baru Polda Metro Jaya.[10] Kapolda SumbarFakhrizal menjabat sebagai Kapolda Sumbar sejak 22 Desember 2016 berdasarkan Surat Telegram (ST) Kapolri No. ST/3072/XII/2016.[4] Ia resmi dilantik oleh Kapolri pada 4 Januari 2017, menggantikan Brigjen. Pol. Drs. Basarudin, S.H., M.H.[12] Ia menjabat posisi ini sampai 6 Desember 2019. Jelang pilkada serentak 2020, Fakhrizal dituding terlibat dalam politik praktis. Hal ini berkaitan dengan deklarasi Fakhrizal sebagai calon gubernur Sumbar dan maraknya baliho bergambar dirinya.[13][14] Anggota DPR RI fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade menuding Fakhrizal menggunakan fasilitas jabatan untuk maju dalam Pilkada Sumbar 2020.[15] Sementara itu, anggota DPR RI fraksi Partai Demokrat Mulyadi mengatakan adanya laporan dari masyarakat tentang adanya upaya pengumpulan KTP yang dikoordinasikan anggota Polri.[16] Persoalan majunya Fakhrizal sebagai calon gubernur dibahas oleh anggota Komisi III DPR fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu dalam rapat dengan Kapolri Idham Azis. Dalam rapat tersebut, Kapolri Idham Azis menegaskan bakal memecat Kapolda Sumatera Barat Irjen Fakhrizal jika memang benar terbukti ingin mengikuti pemilihan kepala daerah.[5] Menurut UU No 2 Tahun 2002 pasal 28 ayat 1 dan 2, anggota Polri dilarang terlibat dalam kegiatan politik praktis dan apabila ingin ikut berpolitik harus mengundurkan diri dari kedinasan.[16] Kehidupan pribadi![]() Fakhrizal menikah dengan Ade Fakhrizal, seorang peragawati muda yang mewakili Sumbar ke ajang Puteri Indonesia di Jakarta. Mereka menikah pada bulan Juni 1988.[10] Fakhrizal dikarunai empat anak. Si sulung, Alfano Ramadhan mengikuti jejaknya sebagai polisi, tiga lainnya perempuan. Julia Nofadini dan Julia Nofadina kembar, sedangkan si bungsu diberi nama Syarfina.[10] Tanda Jasa
Referensi
|