Claude Shannon
Claude Elwood Shannon (30 April 1916 – 24 Februari 2001) adalah seorang matematikawan, insinyur kelistrikan, ilmuwan komputer, dan kriptografer asal Amerika yang merumuskan dasar teori informasi, dengan demikian dianggap secara luas sebagai yang memulai Zaman Informasi.[1][2][3] Shannon adalah peneliti pertama yang menjelaskan penggunaan aljabar Boolean dalam sirkuit elektronik digital dan membantu merumuskan fondasi kajian kecerdasan buatan (AI). [4][5][6] Shannon memperoleh ragam pengakuan dari para peneliti dan pakar, seperti oleh Rodney Brooks, pakar robotik yang menyatakan bahwa Shannon merupakan insinyur abad ke 20 yang paling berkontribusi mengembangkan teknologi abad ke 21.[7] Matematikawan Solomon W. Golomb menggambarkan pencapaian intelektual Shannon sebagai "salah satu yang terbesar di abad ke 20"[8] Shannon lulus dari Universitas Michigan pada tahun 1936 dengan gelar ganda: Sarjana Sains di bidang teknik elektro dan bidang matematika. Ia kemudian melanjutkan studi ke jenjang magister di MIT dalam bidang teknik elektro dalam usia 21 tahun. Tesisnya yang ditulis tahun 1937 dengan judul A Symbolic Analysis of Relay and Switching Circuits, menunjukkan bahwa aplikasi aljabar Boolean dalam rangkaian listrik dapat merepresentasikan ragam hubungan numerik logis,[9] dengan demikian meletakkan fondasi teoritik untuk bidang komputasi digital dan elektronika digital.[10] Tesis tersebut dipuji oleh para peneliti sebagai tesis terpenting sepanjang masa,[9] menyebutnya sebagai "sertifikat kelahiran revolusi digital."[11] Tesis tersebut juga merupakan permulaan karier Shannon dalam bidang teori informasi, yang ia geluti seumur hidup dan membawanya untuk meraih Penghargaan Kyoto pada tahun 1985.[12] Ia meraih PhD dalam bidang matematika dari MIT pada tahun 1940; [13] disertasinya dalam topik genetika mengandung hasil penting, meskipun awalnya tidak dipublikasikan.[14] Shannon berkontribusi pada bidang kriptoanalisis untuk pertahanan nasional Amerika Serikat selama Perang Dunia II, termasuk dalam kontribusi tersebut adalah karya fundamentalnya tentang pemecahan kode dan telekomunikasi aman, menulis suatu makalah yang di kemudian hari dianggap sebagai salah satu bagian dasar kriptografi modern.[15][16] Karya Shannon menjadi dasar pengembangan kriptografi kunci simetris, termasuk Data Encryption Standard (DES), dan Advanced Encryption Standard (AES) yang dikembangkan oleh Horst Feistel.[16] Karena prestasi-prestasi ini, Shannon disebut banyak pihak sebagai "bapak pendiri kriptografi modern".[17] Makalahnya tahun 1948 yang berjudul "A Mathematical Theory of Communication" menjadi landasan teori informasi,[9][13] dan disebut sebagai "cetak biru untuk era digital" oleh insinyur listrik Robert G. Gallager[18] dan "Magna Carta of the Information Age" oleh Scientific American.[19][20] Golomb membandingkan pengaruh Shannon pada era digital dengan pengaruh "penemu alfabet terhadap sastra".[21] Kemajuan di berbagai disiplin ilmu telah menggunakan teori Informasi Shannon—mulai dari penemuan cakram padat, pengembangan Internet, komersialisasi telepon seluler, dan pemahaman tentang lubang hitam. [22] [23] Ia juga memperkenalkan istilah "bit",[24][2] dan merupakan salah satu penemu modulasi kode pulsa dan komputer pampang-raga (wearable computer) pertama. Shannon memberikan banyak kontribusi pada bidang kecerdasan buatan, [4] termasuk menjadi salah satu penyelenggara lokakarya Dartmouth tahun 1956 yang dianggap sebagai peristiwa penting dalam sejarah disiplin tersebut.[25][26] Shannon juga merupakan penulis dari beberapa makalah tentang pemrograman komputer catur.[27][28] Ia juga merancang Mesin Theseus, suatu perangkat listrik pertama yang belajar dengan cara trial and error, menjadi salah satu contoh pertama perangkat kecerdasan buatan.[7][29] Riwayat hidup dan karierMasa kecilClaude Shannon lahir di sebuah rumah sakit di dekat Petoskey, dan menghabiskan masa kecilnya bersama keluarganya di Gaylord, Michigan.[2] Ayahnya, Claude Shannon Senior (1862–1934), adalah seorang pengusaha dan sempat menjadi seorang hakim urusan waris di kota Gaylord. Ibunya adalah Mabel Wolf Shannon (1880–1945), seorang guru bahasa di sekolah Gaylord High School, dan kemudian menjabat sebagai kepala sekolah tersebut.[30] Claude Sr. merupakan keturunan pemukim awal koloni New Jersey, sementara Mabel adalah anak imigran Jerman.[2] Keluarga Shannon merupakan jemaat di Gereja Methodist, yang dihadiri oleh Claude selama masa mudanya.[31] Sebagian besar dari 16 tahun pertama kehidupan Shannon dihabiskan di Gaylord, tempat ia menempuh pendidikan dasar dan menengah di sekolah negeri. Shannon lulus dari SMA Gaylord pada tahun 1932. Ia menunjukkan minat pada hal-hal mekanik dan kelistrikan. Shannon memperoleh nilai tinggi pada mata pelajaran sains dan matematika. Saat ia berada di rumah, ia bereksperimen dengan berbagai perangkat seperti model pesawat, model perahu yang dikendalikan radio, dan membuat sistem telegraf kawat berduri ke rumah temannya yang berjarak satu kilometer dari rumahnya.[32] Semasa kecil, ia juga bekerja sebagai kurir untuk perusahaan Western Union . Pahlawan masa kecil Shannon adalah Thomas Edison, sepupu jauhnya. Baik Shannon maupun Edison adalah keturunan dari John Ogden (1609–1682), seorang pemimpin kolonial dan leluhur banyak tokoh terkemuka.[33][34] Meneliti sirkuit logikaPada tahun 1932, Shannon diterima menjadi mahasiswa di Universitas Michigan, tempat ia mempelajari karya George Boole dalam bidang logika. Ia lulus pada tahun 1936 dengan sarjana ganda: dalam bidang teknik elektro dan dan dalam bidang matematika. Pada tahun 1936, Shannon memulai studi pascasarjananya di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dalam bidang teknik elektro. Shanon meneliti penganalisis diferensial yang ditemukan oleh Vannevar Bush. Penganalisis tersebut merupakan bentuk komputer analog awal yang tersusun dari komponen elektromekanik. Dengan mesin tersebut, pengguna dapat memecahkan persamaan diferensial.[35] Saat mempelajari rangkaian ad hoc yang rumit dari mesin tersebut, Shannon merancang teori sirkuit sakelar berdasarkan aljabar Boole. Pada tahun 1937, ia menulis tesis, A Symbolic Analysis of Relay and Switching Circuits,[36] dan menulis makalah turunan dari hasil yang dipaparkan tesis ini pada tahun 1938.[36] Dalam tesisnya, Shannon mendeskripsikan rangkaian sirkuit sakelar dalam suatu diagram menggunakan operator aljabar Boolean . Kemudian ia membuktikan bahwa rangkaian pensakelarannya dapat digunakan untuk menyederhanakan susunan relai elektromekanis yang digunakan pada saat itu dalam sakelar perutean panggilan telepon . Selanjutnya, ia mengembangkan konsep ini, membuktikan bahwa rangkaian ini dapat memecahkan semua masalah yang dapat dipecahkan oleh aljabar Boolean. Dalam bab terakhir, ia menyajikan diagram beberapa rangkaian, termasuk penjumlah penuh 4-bit digital. [36] Karyanya berbeda secara signifikan dari karya insinyur sebelumnya seperti Akira Nakashima, yang masih mengandalkan teori rangkaian yang ada saat itu dan mengambil pendekatan yang membumi. [37] Ide-ide Shannon lebih abstrak dan bergantung pada matematika, sehingga membuka jalan baru dengan karyanya, dengan pendekatannya mendominasi teknik listrik modern. [37] Representasi rangkaian listrik menggunakan logika Boolean merupakan konsep menjadi landasan pengembangan komputer digital elektronik. Karya Shannon menjadi fondasi desain sirkuit digital, yang kemudian dikenal luas di komunitas teknisi elektro selama dan setelah Perang Dunia II. Ketelitian teoretis karya Shannon menggantikan metode ad hoc yang sebelumnya berlaku. Pada tahun 1987, Howard Gardner memuji tesis Shannon sebagai "...tesis master terpenting, dan juga paling terkenal, di abad ini."[38] Herman Goldstine pada tahun 1972 menulis bahwa tesis ini "[pastinya] merupakan salah satu tesis terpenting yang pernah ditulis ... [tesis Shannon] membantu mengubah desain sirkuit digital dari seni menjadi sains."[39] Shannon dianugerahi Penghargaan Alfred Noble pada tahun 1939 karena tesis ini. Shannon menyelesaikan pendidikan doktor dalam bidang matematika di MIT pada tahun 1940.[33] Vannevar Bush menyarankan Shannon agar ia melakukan penelitian disertasinya di Laboratorium Cold Spring Harbor, dengan fokus mengembangkan formulasi matematika untuk genetika Mendelian. Disertasi ini diberi judul An Algebra for Theoretical Genetics oleh Shannon.[40] Namun, Shannon kehilangan minat terhadap kajian tersebut tak lama setelah menyelesaikan disertasi tersebut, yang mengakibatkan disertasi tersebut tidak diterbitkan.[14] Disertasi tersebut di kemudian hari dianggap penting, karena Shannon ternyata merupakan orang pertama yang menerapkan kerangka aljabar untuk mempelajari genetika populasi teoretis.[41] Selain itu, dalam disertasi tersebut, Shannon merancang ekspresi umum untuk menjelaskan distribusi beberapa sifat terkait dalam suatu populasi setelah beberapa generasi di bawah sistem perkawinan acak, suatu penelitian orisinil pada masa itu,[42] yang termasuk teorema baru yang pada saat itu belum dikaji oleh ahli genetika populasi lain. Pada tahun 1940, Shannon diundang menjadi peneliti tetap di Institut Studi Lanjutan di Princeton, New Jersey. Bertemu dengan ragam ilmuwan berpengaruh pada masa itu, Shannon berkesempatan untuk mendiskusikan gagasannya dengan Hermann Weyl dan John von Neumann, dan ia juga sesekali bertemu dengan Albert Einstein dan Kurt Gödel. Karena lingkungan Institut yang memberikan keleluasaan pada penelitinya, Shannon dapat bekerja secara bebas di berbagai disiplin ilmu, dan kemampuan ini mungkin berkontribusi pada pengembangan teori informasi matematis di kemudian hari.[43] Penelitian masa perangShannon telah bekerja di Bell Labs selama beberapa bulan pada musim panas tahun 1937,[44] dan ketika Perang Dunia Kedua terjadi, kembali ke sana untuk meneliti sistem pengendali tembakan dan kriptografi. Pada masa tersebut, Shannon dikontrak untuk meneliti oleh bagian D-2 (bagian Sistem Kontrol) dari Komite Penelitian Pertahanan Nasional (NDRC). Shannon dianggap sebagai penemu grafik aliran sinyal pada tahun 1942. Ia menemukan rumus penguatan topologi ketika menyelidiki operasi fungsional komputer analog. [45] Selama dua bulan di awal tahun 1943, Shannon berkolaborasi dengan ilmuwan asal Britania Alan Turing. Saat itu, Turing ditugaskan oleh pemerintah Britania Raya ke Washington untuk berbagi pengetahuan kriptoanalisis yang digunakan oleh pemerintah Britania dengan Angkatan Laut AS. Turing mengajarkan metode yang digunakan oleh Government Code and Cypher School di Bletchley Park untuk memecahkan sandi yang digunakan oleh kapal selam Jerman Kriegsmarine di Samudra Atlantik utara.[46] Turing juga memiliki ketertarikan pada penyandian ucapan langsung (speech encipherment) dan menghabiskan waktu di Bell Labs untuk mempelajarinya. Shannon dan Turing bertemu saat minum teh di kafetaria.[46] Turing mendiskusikan makalahnya tahun 1936 mengenai "mesin Turing universal" bersama Shannon.[47][48] Shannon dan tim penelitiannya mengembangkan sistem pertahanan antipesawat yang mampu melacak rudal dan pesawat musuh, sekaligus menentukan jalur untuk mencegat rudal tersebut.[49] Pada masa akhir perang tahun 1945, NDRC menerbitkan beberapa literatur mengenai laporan teknis untuk pertanggungjawaban penelitian. Di dalam buku tentang kajian pengendalian kebakaran, sebuah esai khusus berjudul "Data Smoothing and Prediction in Fire-Control Systems", yang ditulis bersama oleh Shannon, Ralph Beebe Blackman, dan Hendrik Wade Bode. Esai ini secara formal membahas masalah penghalusan data dalam pengendalian kebakaran dengan analogi "masalah pemisahan sinyal dari gangguan derau dalam sistem komunikasi."[50] Kajian Shannon pada kriptografi memiliki kaitan yang erat dengan karya-karyanya tentang teori komunikasi.[51] Pada akhir perang, ia menyiapkan memorandum rahasia untuk Bell Telephone Labs yang berjudul "A Mathematical Theory of Cryptography", dengan tanggal terbit September 1945. Versi yang telah dideklasifikasi dari makalah ini diterbitkan pada tahun 1949 sebagai <i>Communication Theory of Secrecy Systems</i> di Bell System Technical Journal. Makalah ini mengelaborasikan ragam konsep dan formulasi matematika yang juga muncul dalam tulisan Shannon yang lain, A Mathematical Theory of Communication. Shannon mengatakan bahwa wawasan masa perangnya tentang teori komunikasi dan kriptografi berkembang secara bersamaan.[51] Dalam catatan kaki di esai tersebut, Shannon menyatakan niatnya untuk "mengembangkan hasil-hasil ini … dalam publikasi yang akan datang mengenai transmisi informasi." [52] Saat bekerja di Bell Labs, Shannon membuktikan bahwa <i>one-time pad</i> kriptografik tidak dapat dipecahkan, penemuan itu kemudian diterbitkan pada tahun 1949. Dalam karya terbitan tersebut ia juga membuktikan bahwa sistem yang tidak dapat dipecahkan harus memiliki karakteristik yang sama dengan one-time pad: kuncinya bersifat benar-benar acak, sama besarnya dengan teks biasa, karakternya tidak pernah digunakan kembali baik sebagian maupun seluruhnya, dan dirahasiakan.[53] Teori informasiPada tahun 1948, Shannon menerbitkan artikel berjudul A Mathematical Theory of Communication dalam dua bagian di Bell System Technical Journal edisi Juli dan Oktober. Karya ini berfokus pada masalah cara terbaik untuk mengkodekan pesan yang ingin ditransmisikan oleh pengirim melalui sinyal digital. Shannon mengembangkan konsep entropi informasi sebagai ukuran konten informasi dalam sebuah pesan, yang merupakan ukuran ketidakpastian yang dikurangi oleh pesan tersebut. Artikel ini menjadi landasan dalam kajian teori informasi. Buku The Mathematical Theory of Communication [2] memuat ulang artikel Shannon tahun 1948 versi populer dari artikel tersebut yang ditulis olehWarren Weaver. Weaver menunjukkan bahwa kata "informasi" dalam teori komunikasi tidak berkaitan dengan apa yang dikatakan, melainkan dengan apa yang dapat dikatakan. Artinya, informasi merupakan ukuran kebebasan memilih seseorang ketika memilih sebuah pesan. Konsep-konsep Shannon juga dipopulerkan oleh John Robinson Pierce, dalam buku berjudul Symbols, Signals, and Noise. Kontribusi teori informasi dalam pemrosesan bahasa alami dan linguistik komputasional semakin diakui pada tahun 1951, dalam artikel Shannon yang berjudul Prediction and Entropy of Printed English, yang mendemonstrasikan batas atas dan bawah entropi pada statistika kosa kata bahasa Inggris – yang menjadi landasan statistik dalam kajian analisis bahasa. Selain itu, Shannon membuktikan bahwa memperlakukan spasi sebagai huruf ke-27 dalam alfabet justru menurunkan ketidakpastian dalam bahasa tulis, memberikan hubungan yang jelas dan terukur antara praktik budaya dan kognisi probabilistik. Makalah karya penting Shannon lainnya yang diterbitkan pada tahun 1949 adalah "Communication Theory of Secrecy Systems", versi yang dideklasifikasi dari artikel yang ia tulis pada masa perang mengenai teori matematika kriptografi. Dalam artikel tersebut, Shannon membuktikan bahwa semua sandi yang secara teoritis tidak dapat dipecahkan harus memiliki persyaratan yang sama dengan one-time pad. Ia diakui sebagai pengkaji pertama dari teorema sampling, yang telah ia kaji sejak tahun 1940.[54] Teori sampling berkaitan dengan representasi sinyal waktu kontinu dari serangkaian sampel diskrit yang seragam. Teori ini berperan penting dalam pengalihan teknologi telekomunikasi dari sistem transmisi analog ke digital yang terjadi pada tahun 1960-an dan setelahnya. Shannon selanjutnya menulis makalah pada tahun 1956 mengenai pengkodean untuk saluran yang berderau, yang juga menjadi makalah fundamental di bidang teori informasi.[55] Menghadapi tren kajian teori informasi yang terlalu besar, pada tahun 1956 Shannon menulis editorial untuk IRE Transactions on Information Theory dengan berjudul The Bandwagon. Dalam editorial tersebut, ia mengkritisi sikap akademisi yang mengkaji teori informasi hanya untuk "ikut-ikutan" terhadap tren yang ada (efek bandwagon). Shannon memperingatkan bahwa "hanya dengan mempertahankan sikap ilmiah yang menyeluruh, kita dapat mencapai kemajuan nyata dalam teori komunikasi dan mengkonsolidasikan posisi kita saat ini." [56] Shannon memiliki pengaruh sangat besar dalam pengembangan bidang ini. Hal ini ditunjukkan, misalnya, dalam kumpulan makalah utama di bidang teori informasi tahun 1973, ia adalah penulis atau penulis kedua dari 12 dari 49 makalah yang dikutip, sementara tidak ada orang lain yang dikutip lebih dari tiga kali.[57] Bahkan jauh setelah tahun 1948, ia tetap masih dianggap sebagai kontributor paling penting dalam kajian teori tersebut.[57] Pada bulan Mei 1951, fisikawan dan pimpinan Bell Labs saat itu, Mervin Kelly menerima permintaan dari direktur CIA saat itu, jenderal Walter Bedell Smith, untuk memindahkan Shannon ke CIA. Sebagai hasil dari permintaan tersebut, Shannon menjadi bagian dari Special Cryptologic Advisory Group CIA atau SCAG.[58] Selama waktunya di Bell Labs, Shannon juga ikut mengembangkan modulasi kode pulsa bersama insinyur Bernard M. Oliver, dan John R. Pierce. [59][60] Kecerdasan buatanTheseusPada tahun 1950, Shannon dan istrinya, Betty, merancang dan membangun, sebuah mesin bernama Theseus. Mesin tersebut terdiri dari miniatur labirin, dan sebuah tikus mekanik yang dapat bergerak. Di bawah permukaan labirin tersebut terdapat sensor (suatu sirkuit relai elektromekanik)[61] yang dirancang mengikuti jalur tikus mekanik dalam labirin.[29] Tikus itu dirancang untuk mencari target melalui koridor labirin. [61] Setelah selesai melalui labirin, tikus itu kemudian dapat ditempatkan di mana saja dalam labirin, dan karena telah mencapai target di pengalaman sebelumnya. Jika ditempatkan di wilayah yang tidak dikenal, ia diprogram untuk mencari hingga mencapai lokasi yang diketahui dan kemudian akan melanjutkan ke target, menambahkan pengetahuan baru ke dalam memori dan mempelajari perilaku baru.[61] Setelah banyak percobaan dan kegagalan, perangkat ini dapat menentukan jalur terpendek, dan mengarahkan tikus mekanis dalam labirin,[29] Pola labirin dapat diubah, [29] dengan memindahkan partisi dalam labirin. [61] Insinyur teknik elektro Google Mazin Gilbert menyatakan bahwa Theseus "menginspirasi seluruh bidang AI. Percobaan dan kesalahan acak ini adalah dasar dari kecerdasan buatan." [29] Kajian kecerdasan buatan lainnyaShannon menulis beberapa makalah berpengaruh dalam bidang kecerdasan buatan, seperti makalahnya tahun 1950 berjudul Programming a Computer for Playing Chess, dan makalahnya tahun 1953 berjudul Computers and Automata.[62] Bersama ilmuwan komputer John McCarthy, ia menyunting buku berjudul Automata Studies, diterbitkan pada tahun 1956.[55] Kategori dalam artikel dalam buku tersebut dipengaruhi oleh judul subjek yang digunakan Shannon dalam makalahnya tahun 1953.[55] Shannon memiliki tujuan akhir yang sama dengan McCarthy dalam menciptakan kajian mesin berintelegensi, namun Shannon memiliki pandangan tersendiri mengenai pendekatan dalam studi automata, seperti dalam jaringan saraf tiruan, mesin Turing, mekanisme sibernetik, dan pemrosesan simbolik oleh komputer.[55] Shannon ikut serta dan menjadi panitia dalam lokakarya Dartmouth tahun 1956, bersama John McCarthy, Marvin Minsky dan Nathaniel Rochester. Lokakarya tersebut dianggap sebagai acara perumusan bidang kajian kecerdasan buatan.[63][64] Mengajar di MITPada tahun 1956, Shannon bergabung dengan fakultas MIT, memegang jabatan profesor. Ia bekerja di Laboratorium Riset Elektronika (Research Laboratory of Electronics; RLE). Ia terus memegang jabatan tersebut hingga tahun 1978. Akhir hayatShannon menderita penyakit Alzheimer dan menghabiskan beberapa tahun terakhir hidupnya di panti wredha; ia meninggal pada tahun 2001, meninggalkan seorang istri, seorang putra dan seorang putri, dan dua cucu perempuan.[65][66] Hobi dan penemuan![]() Selain menjadi akademisi yang luar biasa, Shannon memiliki ketertarikan pada kegiatan menambul, bersepeda roda satu, dan catur. Ia juga menciptakan banyak perangkat, termasuk komputer angka Romawi bernama THROBAC, dan sebuah robot penambul.[67][68] Ia menciptakan perangkat yang dapat memecahkan teka-teki Kubus Rubik.[33] Shannon juga mendesain trompet pelempar api, cakram terbang bertenaga roket, dan sepatu busa plastik untuk menavigasi danau, yang jika dikenakan akan tampak seolah-olah penggunanya sedang berjalan di atas air.[69] Shannon merancang Minivac 601, sebuah komputer digital untuk mengajarkan para pengusaha dan pebisnis tentang cara kerja komputer. Alat ini dijual oleh Scientific Development Corp mulai tahun 1961.[70] Ia juga dianggap sebagai salah satu penemu komputer pampang-raga pertama bersama dengan ilmuwan komputer dan insinyur elektro Edward O. Thorp. [71] Perangkat tersebut digunakan untuk meningkatkan peluang kemenangan saat bermain rolet. Kehidupan pribadiShannon menikah dengan Norma Levor, seorang intelektual sayap kiri beretnis Yahudi, pada bulan Januari 1940. Pernikahan itu berakhir dengan perceraian setahun kemudian.[31] Shannon bertemu istri keduanya, Mary Elizabeth Moore (Betty), saat ia menjadi analis numerik di Bell Labs. Mereka menikah pada tahun 1949.[65] Betty membantu Shannon dalam membangun beberapa penemuannya yang paling terkenal.[72] Dari pernikahan mereka, Shannon dikaruniai tiga orang anak.[73] Shannon menyebut dirinya sebagai seorang apolitis dan ateis. [74] Penghormatan dan peninggalan![]() Pada bulan Juni 1954, Shannon terdaftar sebagai salah satu dari 20 ilmuwan paling penting di Amerika oleh majalah Fortune.[75] Pada tahun 2013, teori informasi didaftarkan sebagai salah satu dari 10 teori ilmiah revolusioner oleh Science News. [76] Menurut Neil Sloane, seorang AT&T Fellow yang ikut menyunting koleksi makalah Shannon pada tahun 1993, perspektif Shannon dalam teori informasi adalah fondasi dari revolusi digital, dan setiap perangkat yang berisi mikroprosesor atau mikrokontroler adalah dipengaruhi dari publikasi Shannon pada tahun 1948.[77] Banyak yang menganggap Shannon sebagai orang yang berjasa menciptakan teori informasi dan meletakkan fondasi bagi Era Digital. [78] [79] [14] [80] [81] [7] Prestasinya dianggap setara dengan Albert Einstein, Sir Isaac Newton, dan Charles Darwin . [1] [21] [9] [82] Keluarga model bahasa besar kecerdasan buatan Claude (model bahasa) dinamai untuk menghormati Shannon. [83] A Mind at Play, biografi Shannon yang ditulis oleh Jimmy Soni dan Rob Goodman, diterbitkan pada tahun 2017. [84] Mereka menggambarkan Shannon sebagai "jenius paling penting yang belum pernah Anda dengar, seorang pria yang kecerdasannya setara dengan Albert Einstein dan Isaac Newton ". [85] Konsultan dan penulis Tom Rutledge, menulis untuk Boston Review, menyatakan bahwa "Dari para pelopor komputer yang mendorong revolusi teknologi informasi pertengahan abad ke-20—sebuah klub elit pria yang terdiri dari para insinyur-sarjana yang juga membantu memecahkan kode Nazi dan menentukan lintasan rudal—Shannon mungkin yang paling brilian dari semuanya." [82] Insinyur listrik Robert Gallager menyatakan tentang Shannon bahwa "Dia memiliki kejernihan visi yang luar biasa. Einstein juga memilikinya – kemampuan untuk menangani masalah yang rumit dan menemukan cara yang tepat untuk melihatnya, sehingga segala sesuatunya menjadi sangat sederhana." [18] Dalam sebuah obituari oleh Neil Sloane dan Robert Calderbank, mereka menyatakan bahwa "Shannon harus berada di peringkat atas daftar tokoh-tokoh besar sains abad kedua puluh". [86] Karena karyanya di banyak bidang, Shannon juga dianggap sebagai seorang polymath . [87] [88] Sejarawan James Gleick mencatat pentingnya Shannon, dengan menyatakan bahwa "Einstein tampak besar, dan memang demikian. Namun, kita tidak hidup di era relativitas, kita hidup di era informasi. Shannon-lah yang sidik jarinya ada di setiap perangkat elektronik yang kita miliki, setiap layar komputer yang kita tatap, setiap sarana komunikasi digital. Dia adalah salah satu dari orang-orang yang mengubah dunia sedemikian rupa sehingga, setelah transformasi, dunia lama terlupakan." [89] Gleick lebih lanjut mencatat bahwa "dia menciptakan seluruh bidang dari awal, dari dahi Zeus ". [89] Pada tanggal 30 April 2016, Shannon diberi penghormatan Google Doodle pada hari ulang tahunnya yang ke-100. [90][91][92] The Bit Player, sebuah film fitur tentang Shannon yang disutradarai oleh Mark Levinson ditayangkan perdana di World Science Festival pada tahun 2019. [93] Diambil dari wawancara yang dilakukan dengan Shannon di rumahnya pada tahun 1980-an, film ini dirilis di Amazon Prime pada bulan Agustus 2020. Referensi
Bacaan lebih lanjut
Pranala luar
|