Cagar Alam Gunung Burangrang

Cagar Alam Gunung Burangrang adalah kawasan hutan yang terletak di perbatasan Kabupaten Subang dan Purwakarta, Jawa Barat, dengan luas seluas 2.700 hektar. Kawasan ini ditetapkan sebagai cagar alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 479/Kpts/Um/1979 dan berfungsi sebagai perlindungan keanekaragaman hayati, termasuk flora dan fauna yang khas. Cagar Alam ini juga merupakan tempat wisata alam yang menarik, dengan pemandangan alam yang memukau dan berbagai objek wisata seperti Curug Cijalu.^[1]

Penetapan Gunung Burangrang sebagai cagar alam berangkat dari kebutuhan untuk menjaga keseimbangan ekosistem pegunungan di Jawa Barat, yang semakin terancam akibat deforestasi, alih fungsi lahan, dan aktivitas manusia lainnya. Keanekaragaman spesies di kawasan ini mencerminkan kekayaan hayati khas hutan tropis pegunungan. Selain itu, Gunung Burangrang memiliki peranan sebagai daerah resapan air dan penyangga ekosistem bagi wilayah sekitarnya, termasuk Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.^[2]

Cagar Alam Gunung Burangrang terletak di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, dengan ketinggian mencapai sekitar 2.050 meter di atas permukaan laut. Lokasinya berdekatan dengan Gunung Tangkuban Parahu dan Gunung Sunda, yang secara geologis masih berada dalam satu rangkaian pegunungan. Kawasan ini dikelilingi oleh hutan tropis pegunungan dan dapat diakses melalui beberapa jalur pendakian dari wilayah sekitar Lembang maupun Purwakarta.^[3]

Kawasan cagar alam ini menjadi habitat bagi beragam flora khas hutan pegunungan, seperti puspa (Schima wallichii), rasamala (Altingia excelsa), dan saninten (Castanopsis argentea). Selain itu, tumbuhan bawah berupa pakis, lumut, dan berbagai jenis anggrek hutan turut memperkaya vegetasi. Ada berbagai macam flora seperti Wareng (Gmelina asiatica), Suren (Toona sureni), Salam (Eugenia polyanta), Katulampa (Elaeocarpus acuminatus), Gelam (Melaleuca leucadendron), Hamerang (Fragea fulva), Mara (Macaranga shirinaidae), dan Dadap (Erythirina hypaporus). Dari sisi fauna, Gunung Burangrang dihuni oleh berbagai jenis burung endemik Jawa, seperti burung tekukur, elang jawa (Nisaetus bartelsi), dan jalak suren. Mamalia yang ditemukan di kawasan ini antara lain lutung jawa (Trachypithecus auratus) dan kijang (Muntiacus muntjak). Selain itu, fauna yang lain seperti Macan tutul (Panthera pardus), Babi hutan (Sus vitasus), Kucing hutan (Felis bengalensis), Trenggiling (Manis javanica), Kera ekor panjang (Macaca fascicularis), Lutung (Tracypithecus auratus), Owa (Hylobates moloch), Surili (Hylobates comata), Biawak (Varanus salvator), Ular welang (Bungarus candidu), Ayam hutan (Gallus gallus), Elang hitam (Ichnaetus malayensis), Raja udang meninting (Alcedo meninting) dan Raja udang (Halcyoncloris palmeri).^[4]

Upaya konservasi di kawasan ini dilakukan melalui perlindungan kawasan hutan dari aktivitas penebangan, perburuan, dan perambahan lahan. Selain itu, cagar alam juga berfungsi sebagai laboratorium alam untuk penelitian, pendidikan, dan pengembangan ekowisata berbasis konservasi. Dengan demikian, keberadaan Cagar Alam Gunung Burangrang menjadi aset penting dalam menjaga kelestarian keanekaragaman hayati sekaligus penyangga ekologis bagi wilayah sekitarnya.^[4]

1. ^ Vellayati, Dwiky Maulana. "Sepasang Surili Dilepasliarkan di Cagar Alam Gunung Burangrang Subang". detikjabar. Diakses tanggal 2025-09-29.
2. ^ "Cagar Alam". plantamor.com. Diakses tanggal 2025-09-29.
3. ^ "Menikmati Keindahan Gunung Burangrang dan Legenda Asal-usulnya – Cerah.ID". 2023-10-18. Diakses tanggal 2025-09-29.
4. ^ ^{a b} "Cagar Alam (CA) Gunung Burangrang". WJCTF (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2025-09-29.