Bring It On
Bring It On adalah film komedi remaja tahun 2000 yang disutradarai oleh Peyton Reed (dalam debut penyutradaraannya di film layar lebar) dan ditulis oleh Jessica Bendinger. Film ini dibintangi oleh Kirsten Dunst, Eliza Dushku, Jesse Bradford, dan Gabrielle Union. Alur cerita film ini berpusat pada persiapan dua tim cheerleading SMA untuk kompetisi nasional. Bring It On ditayangkan di bioskop di Amerika Utara pada 25 Agustus 2000 dan sukses secara komersial. Film ini menduduki posisi nomor 1 di bioskop Amerika Utara selama dua minggu berturut-turut, dengan pendapatan global sekitar $90 juta. Film ini menerima ulasan positif secara umum dan telah menjadi film kultus klasik.[2][3][4] Film ini merupakan film pertama dalam seri Bring It On dan diikuti oleh enam sekuel dalam format direct-to-video, di mana tidak satupun yang dibintangi oleh pemeran-pemeran aslinya: Bring It On Again (2004), Bring It On: All or Nothing (2006), Bring It On: In It to Win It (2007), dan Bring It On: Fight to the Finish (2009), Bring It On: Worldwide Cheersmack (2017), dan film TV, Bring It On: Cheer or Die (2022). SinopsisSMU Rancho Carne atau lebih dikenal dengan The Toros adalah juara bertahan pada kejuaraan pemandu sorak tingkat nasional. Sang kapten Big Red (Lindsay Sloane) telah 'mangkat',sehingga harus menyerahkan posisinya pada sang junior. Terpilihlah Torrance Shipman (Kirsten Dunst) menjadi kapten baru, yang memiliki adik yang sangat membenci Cheerleader. Pada saat latihan,salah satu anggota Toros ada yang cedera. Sedangkan kejuaran tinggal menghitung hari. Mau tidak mau,Toros harus mencari pengganti. Terpilihlah Missy Pantone(Eliza Dushku),seorang siswi baru menjadi anggota Toros,ia mempunyai adik bernama Cliff Pantone (Jesse Bradford) Pada saat latihan pertamanya, Missy menolak masuk tim cherleader. Akhirnya Missy bercerita pada Torrance, The Torros hanya meniru gerakan yang telah dipakai oleh The Clovers. Namun Torrance tidak percaya begitu saja. Sebab Big Red yang menciptakan gerakan itu dan sering membawa mereka menjadi pemenang. Missy pun membawa Torrance ke SMU East Compton yang merupakan markas The Clovers. Torrance terkejut ternyata Toros hanya menirukan gerakan Clovers Akhirnya Tim Toros pun sepakat untuk mengubah gerakan yang sudah ada. Toros menyewa koreografer yang bernama Sparky Polastry. Namun pada babak penyisihan, ada 6 tim sekolah lain yang diajarkan oleh Polastri. Dan itu artinya ada 6 tim lain yang memiliki gerakan sama dengan Toros. Pemeran
ProduksiPengembanganJessica Bendinger, seorang mantan jurnalis dan sutradara video musik, awalnya mengusulkan ide untuk film ini, yang saat itu berjudul Cheer Fever, sebagai "Clueless bertemu Strictly Ballroom yang berlokasi di National High School Cheerleading Championships", mengatakan bahwa dia terobsesi dengan kompetisi pemandu sorak di ESPN.[5] Bendinger mengatakan ide tersebut menggabungkan kecintaannya pada musik hip hop dan pemandu sorak.[5] Gambaran film tentang apropriasi budaya dipengaruhi oleh pengalaman Bendinger sebagai penulis kulit putih yang meliput artis hip hop di majalah musik Spin, sebuah publikasi yang didominasi oleh orang kulit putih.[5][6] Bendinger berkata: “Setelah melihat anak-anak kulit putih meniru gerakan hip hop di kompetisi pemandu sorak itu, saya berpikir, ‘Oke, bagaimana kalau.’ Saya mulai memikirkan pertanyaan tersebut hingga akhirnya sampai pada, bagaimana kalau tim terbaik di negara ini ternyata mencontek rutinitas mereka? Apa jadinya tim yang mereka contek rutinitasnya akhirnya melawan balik untuk bersaing memperebutkan gelar juara?"[5] Pranala luar
Referensi
Pranala luar
|