Betametason adalah obat yang digunakan untuk meredakan gejala peradangan di sejumlah kondisi, seperti alergi, radang sendi, lupus, sarkoidosis, kolitis ulseratif, atau asma. Obat ini hanya boleh digunakan berdasarkan resep dokter.[1]
Kegunaan medis
Betametason adalah kortikosteroid yang tersedia dalam bentuk pil, suntikan, salep, krim, losion, gel, atau aerosol (semprot) untuk kulit, serta busa untuk kulit kepala.[2] Ketika diberikan melalui suntikan, efek antiinflamasi mulai terasa dalam waktu sekitar dua jam dan bertahan selama tujuh hari.[3]
Dalam uji coba terkontrol acak, betametason terbukti mengurangi beberapa gejala ataksia (gangguan koordinasi) yang terkait dengan ataksia telangiektasia (A-T) sebesar 28-31%.[4]
Betametason juga digunakan untuk merangsang pematangan paru-paru dan pembuluh darah otak janin.[3]
Krim dengan betametason 0,05% tampaknya efektif dalam mengobati fimosis pada anak laki-laki,[5] dan seringkali menghindari perlunya sunat.[6][7][8] Penelitian jangka panjang diperlukan untuk metode pengobatan ini.[5] Pendekatan ini telah menggantikan sunat sebagai metode pengobatan pilihan bagi beberapa dokter di Jawatan Kesehatan Nasional Britania Raya.[9][10]
Ketika disuntikkan ke dalam ruang epidural atau tulang belakang, obat ini dapat menyebabkan efek samping yang serius seperti kehilangan penglihatan, strok, dan kelumpuhan.[12]
Sediaan
Betametason natrium fosfat dicampur dengan betametason asetat tersedia di Amerika Serikat.[13]
^ abc"Betamethasone". The American Society of Health-System Pharmacists. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 8 December 2015. Diakses tanggal 2 December 2015.
^Zannolli R, Buoni S, Betti G, Salvucci S, Plebani A, Soresina A, Pietrogrande MC, Martino S, Leuzzi V, Finocchi A, Micheli R, Rossi LN, Brusco A, Misiani F, Fois A, Hayek J, Kelly C, Chessa L (September 2012). "A randomized trial of oral betamethasone to reduce ataxia symptoms in ataxia telangiectasia". Movement Disorders. 27 (10): 1312–1316. doi:10.1002/mds.25126. PMID22927201. S2CID23696748.
^Esposito C, Centonze A, Alicchio F, Savanelli A, Settimi A (April 2008). "Topical steroid application versus circumcision in pediatric patients with phimosis: a prospective randomized placebo controlled clinical trial". World Journal of Urology. 26 (2). Springer Science and Business Media LLC: 187–190. doi:10.1007/s00345-007-0231-2. PMID18157674. S2CID8922151.
^Zampieri N, Corroppolo M, Zuin V, Bianchi S, Camoglio FS (April 2007). "Phimosis and topical steroids: new clinical findings". Pediatric Surgery International. 23 (4): 331–335. doi:10.1007/s00383-007-1878-x. PMID17308904. S2CID22849471.