Ketertarikan Aris terhadap dunia perfilman bermula tahun 70-an, saat ia menonton proses syuting film yang dibintangi Benyamin Sueb di dekat rumahnya. Hasil syuting tersebut Aris tonton beberapa tahun kemudian lewat layar tancap dan inilah yang kemudian membuatnya jadi suka menonton televisi.
Setamat SMA, Aris sempat meminta masuk sekolah film, namun tidak diizinkan orang tuanya. Jadilah ia bekerja serabutan untuk hidup dan membantu keluarga. Mula-mula Aris bekerja sebagai loper koran - ia bahkan sempat bermain teater dengan sesama peloper. Ia juga pernah jadi pramuniaga toko yang kerjanya memberikan pengumuman lewat pengeras suara. Tahun 1992 ia sempat menjajaki dunia jurnalistik dengan menjadi reportermajalahlingkungan dan holtikultura. Namun tak lama kemudian Aris mendengar ada lowongan kerja di sebuah rumah produksi. Tanpa pikir panjang ia mundur dan melamar. Meski hanya menjadi clapper, Aris mengaku belajar banyak.
Saat krisis moneter 1997, perusahaan tempatnya bekerja bangkrut. Saat mencari kerja, Aris bertemu seorang warga Polandia yang malah mengajaknya ikut workshop perfilman selama dua tahun yang kemudian menghasilkan karya pertamanya, Bajaj Bajuri.[1]
^Yendra, Melvi (2008-06-14). "The Coffee Bean Show". Melvi Yendra (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari asli tanggal 2021-03-07. Diakses tanggal 2021-04-03.