Uji coba nuklir Grapple 1 pada 15 Mei 1957. Pada saat itu, uji coba ini dianggap sebagai uji coba bom hidrogen pertama oleh Britania, tetapi sebenarnya uji coba ini gagal.
Program bom hidrogen Britania adalah program nuklir Britania Raya (disebut juga Inggris Raya) antara 1952 dan 1958 yang sukses menghasilkan bom hidrogen, senjata nuklir dengan daya ledak jauh melebihi bom atomfisi nuklir biasa. Pada awal Perang Dunia II, Britania memiliki sebuah proyek senjata nuklir yang dinamakan Tube Alloys. Pada Konferensi Quebec I (Agustus 1943), Perdana Menteri Britania Winston Churchill dan Presiden Amerika Serikat Franklin Roosevelt menandatangani Perjanjian Quebec yang menggabungkan Tube Alloys ke Proyek Manhattan milik Amerika Serikat (AS), dan para ilmuwan Britania pun ikut serta dalam Proyek AS tersebut. Saat itu, pemerintah Britania menganggap bahwa teknologi nuklir yang dihasilkan Proyek Manhattan adalah hasil penemuan bersama, dan AS akan berbagi teknologi dengan Britania. Namun, Undang-Undang Energi Atom 1946 AS (dikenal juga sebagai "McMahon Act") mengakhiri kerjasama teknis di bidang nuklir. Khawatir bahwa Britania akan kehilangan statusnya sebagai kekuatan besar dunia, dan bahwa AS akan kembali bersikap isolasionis, pemerintah Britania pun meluncurkan kembali program nuklirnya, yang dinamakan High Explosive Research ("Penelitian Peledak Besar").
Program ini berhasil mengantarkan Britania untuk melakukan uji coba nuklir bom atom dalam Operasi Hurricane pada Oktober 1952, sebuah pencapaian besar dari segi sains dan teknologi. Dengan keberhasilan ini, Britania menjadi negara ketiga yang bersenjata nuklir, dan mengukuhkan posisinya sebagai kekuatan besar dunia. Namun, harapan Britania bahwa pencapaian ini akan menyebabkan AS mengembalikan "Hubungan Istimewa" di antara kedua negara ternyata tidak tercapai. Tak lama kemudian, AS berhasil melakukan uji coba bom hidrogen pertama ("Ivy Mike")), menunjukkan bahwa Britania masih tertinggal dalam teknologi nuklir. Komite Kebijakan Pertahanan, yang diketuai oleh Churchill dan beranggotakan anggota senior Kabinet Britania Raya, mempertimbangkan konsekuensi politik dan strategis dari perkembangan ini, dan menyimpulkan bahwa "kita harus mempertahankan dan memperkuat posisi kita sebagai kekuatan dunia, sehingga Pemerintah Sri Ratu dapat memiliki pengaruh kuat dalam pemerintahan di dunia." Pada Juli 1954, Kabinet Britania setuju untuk melanjutkan pengembangan bom hidrogen.
Britania berhasil melakukan uji coba rancangan bom hidrogen pada November 1957, dengan kode Grapple X. Uji coba Grapple Y pada April berikutnya berhasil meledakkan bom dengan daya ledak yang didominasi fusi nuklir, dan akhirnya Britania berhasil menunjukkan penguasaan teknologi bom hidrogen dalam rangkaian uji coba Grapple Z pada tahun yang sama. Britania lalu ikut serta dalam moratorium uji coba nuklir internasional yang dimulai pada 31 Oktober 1958, dan menghapuskan uji coba nuklir atmosfer untuk selamanya. Keberhasilan program bom hidrogen ini, serta terjadinya Krisis Sputnik, menjadi faktor disetujuinya Perjanjian Pertahanan Bersama Amerika Serikat–Britania Raya 1958, dan "Hubungan Istimewa" kedua negara pun dipulihkan.
Baylis, John (Summer 1994). The Development of Britain's Thermonuclear Capability 1954–61: Myth or Reality?. Vol. 8. hlm. 159–164. doi:10.1080/13619469408581287. ISSN1361-9462. ;
Baylis, John; Stoddart, Kristan (2015). The British Nuclear Experience: The Roles of Beliefs, Culture and Identity. Oxford: Oxford University Press. ISBN978-0-19-870202-3. OCLC900506637.
Bernstein, Barton J. (June 1976). "The Uneasy Alliance: Roosevelt, Churchill, and the Atomic Bomb, 1940–1945". The Western Political Quarterly. 29 (2). University of Utah: 202–230. doi:10.2307/448105. JSTOR448105.
Goldberg, Alfred (July 1964). "The Atomic Origins of the British Nuclear Deterrent". International Affairs. 40 (3): 409–429. doi:10.2307/2610825. JSTOR2610825.
Gott, Richard (April 1963). "The Evolution of the Independent British Deterrent". International Affairs. 39 (2): 238–252. doi:10.2307/2611300. JSTOR2611300.
Hill, C. N. (2013). An Atomic Empire: A Technical History of the Rise and Fall of the British Atomic Energy Programme. London: Imperial College Press. ISBN978-1-908977-41-0.
Jones, Vincent (1985). Manhattan: The Army and the Atomic Bomb(PDF). Washington, DC: United States Army Center of Military History. OCLC10913875. Diarsipkan dari asli(PDF) tanggal 2014-10-07. Diakses tanggal June 8, 2013. ;
Leonard, Zeb (22 May 2014). "Tampering with History: Varied Understanding of Operation Mosaic". Journal of Australian Studies. 38 (2): 205–219. doi:10.1080/14443058.2014.895956.
Moore, Richard (2010). Nuclear Illusion, Nuclear Reality: Britain, the United States, and Nuclear Weapons, 1958–64. Nuclear Weapons and International Security since 1945. Basingstoke, Hampshire: Palgrave Macmillan. ISBN978-0-230-21775-1. OCLC705646392.
Oulton, Wilfrid E. (1987). Christmas Island Cracker: An Account of the Planning and Execution of the British Thermonuclear Bomb Tests, 1957. London: Thomas Harmsworth. ISBN978-0-948807-04-6. OCLC15593703.
Szasz, Ferenc Morton (1992). British Scientists and the Manhattan Project: The Los Alamos Years. New York: St. Martin's Press. ISBN978-0-312-06167-8. OCLC23901666.
Wheeler, N. J. (Winter 1985–1986). "British Nuclear Weapons and Anglo-American Relations 1945–54". International Affairs. 62 (1): 71–86. JSTOR2618068.
Wynn, Humphrey (1994). RAF Strategic Nuclear Deterrent Forces, Their Origins, Roles and Deployment, 1946–1969. A Documentary History. London: The Stationery Office. ISBN0-11-772833-0.
Young, Ken (January 2007). "US 'Atomic Capability' and the British Forward Bases in the Early Cold War". Journal of Contemporary History. 42 (1): 117–136. JSTOR30036432.