Perangkap Thucydides adalah sebuah paradigma mengenai pola kekuatan dimana terdapat intimidasi yang dilakukan oleh kekuatan baru terhadap kekuatan yang lebih lama.[1] Istilah Tuchydes diambil dari seorang sejarawan Yunani kuno yang menuliskan riwayat mengenai Wabah Athena pada tahun 430 SM. Dalam perkembangannya, Graham Allison, seorang Ilmuwan Politik di John F. Kennedy School of Government menginisiasi terciptanya istilah 'Perangkap Thucydides' yang merujuk pada terjadinya Perang Peloponnesian.
Asal
Ekspresi ini terinspirasi dari sejarahwan dan komandan militer AthenaThukidides dan dicetus oleh pakar politik Amerika Graham Allison sekitar tahun 2011.[2][3] Berdasarkan penulisan Thukidides dalam Sejarah Perang Peloponnesos bahwa “Kebangkitan Athena dan ketakutan yang ditimbulkannya di Sparta membuat perang tak terelakkan”,[4][5] Allison gunakan istilah ini untuk menggambarkan kecenderungan berperang ketika kekuatan yang sedang bangkit (seperti Athena) menantang status kekuatan yang berkuasa (seperti Sparta). Allison menguraikan hal ini secara signifikan dalam bukunya yang terbit tahun 2017, Destined for War, di mana ia berpendapat bahwa "Tiongkok dan AS saat ini sedang berada di jalur tabrakan menuju perang".[6][7] Meskipun Allison berpendapat dalam Destined for War bahwa perang antara "kekuatan penguasa" dan "kekuatan yang sedang bangkit" bukanlah hal yang tak terelakkan, perang mungkin sangat sulit dihindari dan memerlukan perhatian serta upaya diplomatik yang ekstensif dan intensif jika terjadi "jebakan Thucydides".[7]
Definisi
Istilah ini menggambarkan teori yang menyatakan bahwa ketika posisi hegemon suatu negara besar terancam oleh negara berkembang, maka ada kemungkinan besar akan terjadi perang antara kedua negara tersebut.[8][9] Menurut perkataan Graham Allison:
Perangkap Thucydides merujuk pada kekacauan alamiah dan tak terelakkan yang terjadi ketika kekuatan yang sedang bangkit mengancam untuk menggusur kekuatan yang sedang berkuasa… [dan] ketika kekuatan yang sedang bangkit mengancam untuk menggusur kekuatan yang sedang berkuasa, tekanan struktural yang dihasilkan menjadikan bentrokan hebat sebagai hal yang lumrah, bukan pengecualian.[7]:xv–xvi
Untuk memperdalam teori ini, Allison memimpin sebuah studi kasus oleh Sekolah Pemerintahan John F. Kennedy dan menemukan bahwa perangkap ini sudah diaktifkan 16 kali, dimana 12 berakibatkan perang.[10][11] Kasus yang dimasukkan oleh studi Allison adalah: