Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Perang hibrida

Perang hibrida adalah sebuah teori strategi militer, yang mula-mula dicetuskan oleh Frank Hoffman.[1] Perang tersebut adalah perang politik dan memadukan perang konvensional, perang ireguler dan perang siber[2][3][4] dengan metode-metode berpengaruh lainnya, seperti berita palsu,[5] diplomasi, hukum dan intervensi pemilihan umum luar negeri.[6][7]

Pada negara

Indonesia

Perang hibrida di Indonesia dengan fokus pada serangan yang berasal dari pusat data negara lain dan memiliki tujuan merusak mental serta kohesi sosial warga Indonesia:

Nama Peristiwa/Kampanye Tahun Kejadian Aktor dan Sumber Serangan Metode Serangan Dampak Psikologis pada Publik Respons Nasional Referensi/Sumber Data
Kampanye Disinformasi dan Hoaks di Pemilu 2019 dan 2024 2019, 2023-2024 Kelompok terorganisir dan aktor negara, sumber serangan dari pusat data luar negeri (kemungkinan negara asing seperti China atau lain yang tidak spesifik disebut) Penyebaran hoaks, troll media sosial, disinformasi, manipulasi narasi politik Polarisasi politik, meningkatnya ketidak percayaan terhadap institusi, disonansi kognitif, kecemasan sosial Pemerintah melalui Kementerian Kominfo melakukan literasi digital, pengecekan fakta, penghapusan konten hoaks, kerja sama dengan platform digital [8]
Serangan Siber Infrastruktur Kritis dan Pusat Data Nasional 2024 Aktor negara asing (belum teridentifikasi jelas), serangan dari pusat data di luar negeri Peretasan, pencurian data strategis, sabotase digital, spionase siber Ketidakpercayaan publik atas keamanan data, kecemasan akibat kerentanan layanan publik, ketegangan sosial Pembentukan tim tanggap insiden militer, peningkatan sistem keamanan siber TNI, kerja sama BSSN dan PT Len Industri [9]
Kampanye Propaganda dan Perang Informasi (Hybrid Warfare) 2020-2025 Negara asing dan proksi aktor non-negara Propaganda di media sosial, tekanan diplomatik, serangan siber, manipulasi opini publik Disintegrasi sosial, meningkatnya polarisasi, rasa ketidakamanan, panik kolektif, krisis kepercayaan dalam masyarakat Penyusunan kebijakan pertahanan siber, penguatan komponen militer dan nonmiliter termasuk BSSN, pembentukan kebijakan pertahanan hibrida [10]

Perang hibrida yang dilakukan melalui serangan digital dari pusat data negara lain kepada Indonesia terbukti berdampak serius terhadap ketahanan mental dan kohesi sosial masyarakat. Serangan disinformasi dan hoaks meningkatkan polarisasi dan mistrust sosial, sementara serangan siber pada infrastruktur kritis menimbulkan kecemasan dan ketidakpercayaan terhadap keamanan data dan layanan publik. Respons nasional Indonesia sudah melibatkan penguatan keamanan siber di level militer dan lembaga negara, serta peningkatan literasi digital dan kontrol terhadap konten digital, namun tantangan tetap besar mengingat kompleksitas dan sifat dinamis ancaman perang hibrida ini. Implikasinya penting untuk terus memperkuat pertahanan siber, kesadaran publik, dan kolaborasi antar lembaga demi menjaga stabilitas mental dan keamanan nasional Indonesia secara menyeluruh.

Referensi

  1. ^ Hoffman, Frank (2007). Conflict in the 21st Century: The Rise of Hybrid Wars. Arlington, Virginia: Potomac Institute for Policy Studies.
  2. ^ Election Shenanigans - Kenyan Hybrid Warfare (Book). ASIN B08DMZJ893.
  3. ^ Election Shenanigans - Kenyan Hybrid Warfare (Book). ASIN B08DGP72MH.
  4. ^ "Menacing Malware Shows the Dangers of Industrial System Sabotage". Wired.
  5. ^ "It's the (Democracy-Poisoning) Golden Age of Free Speech". Wired.
  6. ^ Standish, Reid (2018-01-18). "Inside a European Center to Combat Russia's Hybrid Warfare". Foreign Policy (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-01-31. [...] hybrid warfare: the blending of diplomacy, politics, media, cyberspace, and military force to destabilize and undermine an opponent's government.
  7. ^ "Defense lacks doctrine to guide it through cyberwarfare". nexgov.com. Diarsipkan dari asli tanggal 2012-03-03. Diakses tanggal 2010-09-17.
  8. ^ Heriani, Fitri Novia. "Kominfo Siapkan Langkah Tangani Hoaks Pemilu 2024". hukumonline.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 2025-09-16. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  9. ^ Home; Terkini; News, Top; Terpopuler; Nusantara; Nasional; Sulteng, Seputar; Polhukam; Humaniora (2022-04-05). "Ancaman perang hibrida perlu diantisipasi sedini mungkin". Antara News Palu. Diakses tanggal 2025-09-16.
  10. ^ "Perang Bayangan Di Bawah Gelombang: Indonesia dan Perang Hibrida di Laut China Selatan". www.indonesiana.id. Diakses tanggal 2025-09-16.

Bacaan tambahan

Pranala luar

Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia

Kembali kehalaman sebelumnya