Artikel ini perlu dikembangkan dari artikel terkait di Wikipedia bahasa Inggris. (Mei 2025)
klik [tampil] untuk melihat petunjuk sebelum menerjemahkan.
Lihat versi terjemahan mesin dari artikel bahasa Inggris.
Terjemahan mesin Google adalah titik awal yang berguna untuk terjemahan, tapi penerjemah harus merevisi kesalahan yang diperlukan dan meyakinkan bahwa hasil terjemahan tersebut akurat, bukan hanya salin-tempel teks hasil terjemahan mesin ke dalam Wikipedia bahasa Indonesia.
Jangan menerjemahkan teks yang berkualitas rendah atau tidak dapat diandalkan. Jika memungkinkan, pastikan kebenaran teks dengan referensi yang diberikan dalam artikel bahasa asing.
Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dengan bantuan mesin penerjemahan. Bahasanya masih belum bagus, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda bisa memperbaikinya, harap pertimbangkan untuk menyunting halaman ini menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel)
Lapidary oleh pekerja di Thailand
Lapidary adalah seni atau kerajinan memahat, memoles, dan memotong batu permata, mineral, dan batu-batu lain untuk menghasilkan karya seni atau perhiasan. Para pengrajin lapidary sering kali bekerja dengan batu permata seperti berlian, safir, zamrud, dan rubi, serta batu lain yang digunakan dalam pembuatan perhiasan, karya seni, atau objek hias lainnya.[1]
Sejarah
Seni lapidary telah ada sejak zaman kuno, dimulai dengan penggunaan batu berharga dan semi-berharga untuk perhiasan dan simbol kekuasaan. Bukti pertama lapidary ditemukan pada peradaban Mesir Kuno, di mana batu permata digunakan untuk membuat cincin, kalung, dan objek religius. Seiring waktu, teknik-teknik lapidary berkembang, dan sekarang alat serta teknik yang lebih modern digunakan dalam pengolahan batu-batu mulia.[2]
Teknik Lapidary
Beberapa teknik utama yang digunakan dalam lapidary meliputi:
**Cutting (Pemotongan)**: Proses memotong batu permata mentah menjadi bentuk yang diinginkan, seperti bulat, oval, atau bentuk lainnya.
**Polishing (Pemolesan)**: Setelah pemotongan, permukaan batu dipoles untuk memberikan kilau yang tinggi dan tampilan yang estetis.
**Faceting (Pemangkasan)**: Teknik pemotongan batu permata dengan banyak permukaan datar yang disebut faset. Teknik ini memberikan batu permata kilauan yang lebih besar ketika cahaya jatuh di atasnya.
**Cabochon Cutting**: Pemotongan batu permata menjadi bentuk cembung yang tidak memiliki faset, biasanya digunakan untuk batu seperti opal atau jade.[3]
Peralatan Lapidary
Beberapa alat yang digunakan oleh lapidaris (pengrajin lapidary) termasuk:
Mesin pemotong batu permata (lapidary saw)
Mesin pemoles (polisher)
Alat pemangkas faset (faceting machine)
Alat pemoles tangan untuk cabochon
Peralatan-peralatan ini memungkinkan pengrajin untuk memotong, memoles, dan merapikan batu dengan presisi tinggi.[4]
Penggunaan dalam Perhiasan
Lapidary memainkan peran penting dalam industri perhiasan, karena pemotongan dan pemolesan batu permata adalah langkah penting dalam pembuatan perhiasan. Batu permata yang diproses oleh pengrajin lapidary digunakan dalam cincin, kalung, gelang, dan berbagai perhiasan lainnya. Teknik lapidary juga diterapkan dalam pembuatan patung-patung kecil, manik-manik, dan dekorasi hias lainnya.[5]