Matilde Hidalgo
Matilde Hidalgo Navarro de Procel (29 September 1889 – 20 Februari 1974) adalah seorang dokter, penyair, dan aktivis asal Ekuador.[1] Ia dikenal sebagai wanita pertama di Amerika Latin yang menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum[2] serta wanita pertama di negaranya yang meraih gelar doktor dalam bidang kedokteran. Perjuangannya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan menjadikannya salah satu tokoh wanita paling berpengaruh dalam sejarah Ekuador. Matilde mengalami stroke pada tahun 1973 dan meninggal dunia di Guayaquil pada 20 Februari 1974.[3] BiografiMatilde Hidalgo lahir di Loja, Ekuador, sebagai anak bungsu dari enam bersaudara. Ayahnya, Juan Manuel Hidalgo, meninggal ketika ia masih kecil, sehingga ibunya, Carmen Navarro, harus bekerja sebagai penjahit untuk menghidupi keluarga mereka. Matilde mengenyam pendidikan dasar di sekolah Katolik Immaculate Conception of the Sisters of Charity. Setelah lulus sekolah dasar, ia ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat menengah, sesuatu yang tidak lazim bagi perempuan pada saat itu. Permohonannya untuk bersekolah di Colegio Bernardo Valdivieso akhirnya diterima setelah satu bulan pertimbangan. Namun, keputusannya ini mendapat penolakan dari masyarakat sekitar. Matilde bahkan tidak diizinkan masuk ke dalam gereja saat misa dan dijauhi oleh teman-temannya. Meski demikian, ibunya tetap mendukungnya. Pada 8 Oktober 1913, Matilde menjadi wanita pertama di Ekuador yang lulus dari sekolah menengah. Ia kemudian mengajukan permohonan untuk melanjutkan studi kedokteran di Universitas Pusat Ekuador, tetapi awalnya ditolak karena alasan gender. Salah satu dekan fakultas kedokteran menyatakan bahwa wanita seharusnya berfokus pada membangun rumah tangga dan memiliki anak. Tidak menyerah, ia kemudian melanjutkan studi di Universitas Cuenca dan lulus dengan predikat kehormatan pada tahun 1919. Pada tahun 1921, ia kembali ke Universitas Pusat Ekuador untuk meraih gelar doktor dalam bidang kedokteran, menjadikannya wanita pertama di Ekuador yang mencapai prestasi tersebut.[4][5] Pada tahun 1923, Matilde menikah dengan Fernando Procel, seorang pengacara, dan mereka dikaruniai dua anak, Fernando dan Gonzalo. Fernando mengikuti jejak ibunya sebagai dokter, sementara Gonzalo menjadi seorang arsitek. Karier dan hak pilihSaat José Luis Tamayo menjabat sebagai presiden Ekuador, Matilde menyatakan niatnya untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan presiden 1924. Saat itu, perempuan belum diperbolehkan memberikan suara. Namun, setelah melalui konsultasi hukum, keputusan akhirnya berpihak kepadanya. Pada 9 Juni 1924, Matilde menggunakan hak pilihnya di Loja, menjadikannya wanita pertama di Amerika Latin yang memberikan suara dalam pemilihan nasional dan menjadikan Ekuador negara pertama di benua tersebut yang mengakui hak pilih perempuan.[2] Matilde kemudian menjadi wanita pertama yang terpilih sebagai anggota dewan di Machala dan menjabat sebagai wakil presiden dewan tersebut. Pada tahun 1941, ia mencalonkan diri sebagai anggota Kongres dan terpilih sebagai "Asisten Deputi" di Loja, kota yang dahulu menentang ambisinya. Ia berpraktik sebagai dokter di Guayaquil hingga tahun 1949, sebelum menerima beasiswa untuk mendalami bidang pediatri, neurologi, dan dietetika di Argentina. Penghargaan dan pengakuan
PuisiMatilde Hidalgo juga dikenal sebagai seorang penyair. Kritikus sastra Cecilia Ansaldo Briones mencatat sekitar 20 puisi karyanya dalam buku biografi "Matilde Hidalgo de Procel, Biografi dan Kumpulan Puisi" yang disusun oleh Jenny Estrada. Puisi-puisinya mencerminkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan, kekaguman terhadap alam, penghormatan kepada tokoh-tokoh bersejarah, serta refleksi tentang peran perempuan. Beberapa puisinya yang terkenal antara lain:[7]
KeanggotaanMatilde terlibat aktif dalam berbagai organisasi, termasuk:
Warisan dan PenghormatanSebagai wanita pertama yang meraih gelar doktor dalam bidang kedokteran di Ekuador dan yang pertama menggunakan hak pilihnya, Matilde Hidalgo meninggalkan jejak sejarah yang tak terhapuskan. Perjuangannya membuka jalan bagi perempuan di Ekuador untuk mengakses pendidikan tinggi, berpartisipasi dalam politik, dan meraih posisi profesional.[8] Pada tahun 2004, sutradara César Carmigniani menggarap film "Matilde, la dama del siglo" yang mengisahkan kehidupannya. Sepuluh tahun kemudian, ia menyutradarai film lain berjudul "La dama invencible", yang berfokus pada kehidupan Matilde dari tahun 1907 hingga 1924, terutama saat ia tinggal di Machala.[9] Pada 21 November 2019, Google merayakan ulang tahunnya yang ke-130 dengan Google Doodle khusus untuk menghormati kontribusinya bagi hak-hak perempuan dan sejarah politik Amerika Latin.[10] Referensi
|