Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Kecap inggris

saus Worcestershire

Kecap inggris (bahasa Inggris: Worcestershire sauce atau Worcester sauce) adalah bahan penyedap berbentuk cairan encer berwarna gelap dengan rasa sedikit asin dan aroma yang harum. Kecap inggris dibuat dari cuka, molase, gula jagung, air, cabai, kecap asin, lada hitam, asam jawa, teri, bawang bombay, bawang merah, cengkih dan bawang putih.

Kecap inggris merupakan penyedap utama untuk masakan daging sapi dan berbagai macam makanan yang dimasak maupun tidak dimasak. Kecap inggris merupakan penyedap untuk selada caesar, welsh rarebit (roti panggang dengan keju) dan minuman koktail bernama Bloody Mary. Perusahaan Lea & Perrins merupakan produsen kecap inggris terbesar di dunia yang mengekspor kecap inggris dalam bentuk konsentrat untuk dibotolkan di negara tujuan.

Kecap inggris merupakan peninggalan hubungan Inggris dengan India pada zaman kolonial yang menjadi populer sekitar tahun 1830-an, walaupun saus hasil fermentasi ikan teri sudah populer di Eropa sejak abad ke-17. Kecap inggris berbeda dengan hasil fermentasi ikan teri yang disebut saus garum yang merupakan penyedap masakan Romawi-Yunani dan komoditas penting Kekaisaran Romawi di kawasan Mediterania.

Sejarah

Asal usul kecap inggris penuh dengan legenda dan kesimpangsiuran. Menurut legenda, "Lord Marcus Sandys, mantan Gubernur Benggala" sangat senang dengan sejenis saus sewaktu berada di India pada tahun 1830-an, tetapi tidak sempat membawanya pulang ke Inggris. Seorang apoteker lokal lalu diminta untuk membuat saus seperti yang ada di India. Menurut sejarah perusahaan Lea & Perrin's yang ditulis mantan pegawainya, "Lord Marcus Sandys tidak pernah menjadi Gubernur Benggala dan tidak pernah pergi ke India menurut catatan tertulis manapun."[1]

Bangsawan yang disebut sebagai "Lord Marcus Sandys" sebenarnya adalah Arthur Moyses William Sandys, Baron Sandys II (1792–1860), seorang politisi berpangkat Lieutenant-General dari Worcestershire dan seorang anggota Dewan Rakyat Britania Raya. Identitas Arthur Moyses William Sandys, Baron Sandys II sebenarnya tertukar dengan putra pewarisnya yang bernama Arthur Marcus Cecil Sandys, Baron Sandys III (1798–1863) yang baru mendapat gelar Lord pada tahun 1860. Gelar baron untuk keluarga Sandys dihidupkan kembali tahun 1802 pada masa Mary Sandys Hill yang merupakan ibu dari Baron Sandys II. Jika memang benar kecap inggris diciptakan sekitar tahun 1830-an, maka yang disebut sebagai "Lord" Sandys sebenarnya adalah "Lady" Sandys (Mary Sandys Hill). Pencantuman nama Lady Sandys dalam saus botolan pada masa itu bisa dianggap pelanggaran sopan santun. Resep kecap inggris kemungkinan dijual ke perusahaan Lea and Perrins oleh pewaris dari Lady Sandys.

Versi yang lebih akurat tentang penciptaan kecap inggris ditulis Thomas Smith dalam buku Successful Advertising, edisi ke-7 pada tahun 1885.

...Nyonya Grey, novelis penulis buku The Gambler's Wife dan novel lainnya berkunjung ke Ombersley Court dan berkesempatan berbincang dengan Lady Sandys yang mengatakan ingin mendapatkan bubuk kari kualitas baik. Nyonya Grey menjawab bahwa dirinya memiliki resep bagus yang dihadiahkan oleh pamannya yang bernama Sir Charles, Kepala Peradilan di India. Lady Sandys berkata bahwa di Worcester ada ahli kimia yang pintar yang mungkin bisa meracik bumbu dari resep kepunyaan Nyonya Grey. Messrs. Lea dan Perrins melihat resep kari yang disodorkan dan merasa ragu bisa mendapatkan semua bahan yang diperlukan, tetapi berjanji untuk berusaha sebaik mungkin. Paket bubuk kari yang dijanjikan berhasil diserahkan pada waktu yang dijanjikan. Sesudah itu, lahir ide untuk mengencerkan bubuk kari menjadi saus yang enak. Sekarang keuntungan setiap tahun dari saus bernilai sekitar ribuan tahun.

Setelah saus racikan dari bubuk kari selesai, saus yang dihasilkan ternyata beraroma terlalu tajam untuk dikonsumsi. Satu barel saus disimpan begitu saja di lantai bawah tanah gudang miliki Lea dan Perrins. Beberapa tahun kemudian sewaktu berbenah untuk mencari ruang kosong di gudang, Lea dan Perrins mencicipi lagi saus yang disimpannya (mungkin sekadar memastikan rasanya yang pasti sudah tidak enak). Saus yang disimpan ternyata sudah mengalami fermentasi sehingga tidak lagi berbau tajam dan bisa dikonsumsi. Botol saus pertama yang diberi merek "Lea & Perrins Worcestershire Sauce" diluncurkan tahun 1838 dan mendapat sambutan hangat dari masyarakat Inggris. Kecap inggris Lea & Perrins diproduksi dan dibotolkan di Worcester sejak 16 Oktober 1897.[2]

Makanan dengan kecap inggris

Masakan Indonesia yang menggunakan kecap inggris antara lain ayam goreng mentega, burung dara saus mentega, udang goreng mentega, bistik, dan sapi lada hitam. Perpaduan antara kecap manis, kecap inggris dan jeruk lemon (limau) menghasilkan aroma yang harum. Di Filipina, kecap inggris juga dipakai untuk merendam daging, terutama daging babi.

Di restoran dim sum di Hong Kong, kecap inggris yang disebut gip jup dalam bahasa Kanton merupakan penyedap untuk makan bola daging yang dikukus dan bistik daging. Di Shanghai juga dikenal saus mirip kecap inggris yang disebut lajiangyou.

Di negara asalnya di Inggris, promosi yang dilakukan perusahaan Lea & Perrins mendorong kepopuleran kecap inggris sebagai penyedap untuk makan spaghetti bolognese, kentang goreng, sosis, dan ditambahkan pada saus gravy atau roti panggang keju.


Saus uster

Saus uster (ウスターソース, ustā sōsu) adalah sebutan untuk kecap inggris di Jepang tetapi dengan rasa yang sudah disesuaikan dengan selera lokal. Saus uster dibuat dari sari sayur-sayuran dan sari buah-buahan, garam, gula, cuka dan rempah-rempah yang difermentasi. Uster (ustā) merupakan lafal bahasa Jepang untuk worcestershire (ウスターシャー, ustāshā).

Saus tonkatsu, saus okonomiyaki, saus yakisoba, dan saus takoyaki semuanya merupakan variasi dari saus uster dengan kekentalan dan rasa yang berbeda-beda. Saus uster diciptakan di Jepang pada era Meiji dan berkembang menjadi saus tonkatsu di akhir Perang Dunia II. Saus uster dipakai sebagai penyedap sewaktu menikmati makanan seperti tonkatsu, kushikatsu, yakisoba, sobameshi, kroket, kari, sara udon, tempura dan katsudon.

Referensi

  1. ^ Atkinson, Greg. "Sauce of Legend". The Seattle Times. Diakses tanggal 7 November 2008. 
  2. ^ The Secret Sauce, Brian Keogh, 1997

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya