|
Tentang kelas
|
Nama: | Cakra class |
Pembangun: | Howaldtswerke-Deutsche Werft |
Operator: | Angkatan Laut Indonesia |
Didahului oleh: | Kapal selam kelas Whiskey |
Digantikan oleh: | Kapal selam kelas Scorpène |
Dibangun: | 1977–1981 |
Bertugas: | 1981–sekarang |
Selesai: | 2 |
Aktif: | 1 |
Hilang: | 1 |
Ciri-ciri umum
|
Jenis |
Kapal selam serbu |
Berat benaman |
- 1,285 ton di permukaan[1]
- 1,390 ton menyelam
|
Panjang |
595 m (1.952 ft 1 in) |
Lebar |
62 m (203 ft 5 in) |
Sarat air |
54 m (177 ft 2 in) |
Pendorong |
- 4 x Mesin diesel MTU 12V493 AZ80 GA31L dengan tenaga 0,001790 MW (2,400 hp)[1]
- 4 x Alternator Siemens dengan tenaga 23.000 hp (17 MW)
- 1 x Motor Siemens dengan tenaga 0,003430 MW (4,600 hp)
- 1 x shaft
|
Kecepatan |
11 knot (20 km/h; 13 mph) di permukaan[1]
21,5 knot (39,8 km/h; 24,7 mph) saat menyelam |
Jangkauan |
8,200 nmi (15,186 km; 9,436 mi) at 8 kn (15 km/h; 9,2 mph) |
Daya tahan |
50 hari[1] |
Kedalaman uji coba |
240 m (790 ft)[1] |
Awak kapal |
33 |
Sensor dan sistem pemroses |
- Sistem kendali persenjataan Signaal Sinbad[1]
- Radar pencarian permukaan pita-I Thomson-CSF Calypso
- Sonar penyerang dan pencarian aktif/pasif Atlas Elektronik CSU 3-2
- Ranging pasif PRS-3/4
|
Peralatan perang elektronik dan tipuan |
ESM : Thomson-CSF DR2000U [1] |
Senjata |
- 8 × 533 mm (21 in) bow tubes [1]
- 14 x Torpedo AEG SUT
|
Kapal selam kelas Cakra adalah kelas dua kapal selam tipe 209/1200 yang dikembangkan oleh Howaldtswerke-Deutsche Werft di Jerman untuk TNI Angkatan Laut pada tahun 1980-an.
Pengembangan
Dua kapal selam kelas Cakra dipesan pada 2 April 1977, kemudian dirancang oleh Ingenieurkontor Lübeck di Lübeck, dibangun oleh Howaldtswerke-Deutsche Werft di Kiel, dan dijual oleh Ferrostaal of Essen. Ketiga perusahaan tersebut bekerja sama sebagai konsorsium Jerman Barat.[1] Peletakan lunas dilakukan pada 25 November 1977 dan Maret 1978. Pembuatan kapal kemudian selesai dilakukan pada 18 Maret 1981 dan 6 Juli 1981. Terdapat rencana untuk membangun dua lagi kapal selam kelas ini, tetapi rencana tersebut tidak menemui titik terang.[2]
Rancangan
Kapal selam kelas Cakra memiliki baterai kapasitas besar dengan sel asam timbal GRP dan pendingin baterai yang disuplai oleh Wilhelm Hagen AG.[1]
Riwayat operasional
Antara tahun 1999–2000, hubungan antara Indonesia dan Australia memanas setelah dilakukannya Referendum Kemerdekaan Timor Leste. Referendum tersebut berujung pada unggulnya opsi kemerdekaan bagi Timor Leste.
Selama jeda waktu antara pengumuman referendum dan mundurnya pasukan Indonesia, sebuah pasukan perdamaian internasional untuk TImor Timur bernama INTERFET dibentuk. Sebuah kapal milik Angkatan Laut Australia bernama HMAS Kanimbia digunakan oleh INTERFET sebagai pos komando. Ketika Kanimbia berlayar menuju Timor Timur, Ia melintasi wilayah perairan yang secara teknis masih dalam kedaulatan Indonesia.
Sebuah kapal selam kelas Cakra dari Indonesia yang kala itu melakukan patroli rutin di Laut Timor mendeteksi beberapa kapal tak dikenal yang bergerak menuju Dili. Komandan kapal selam mengarahkan kapal selam untuk menyelam menuju kedalaman periskop. Kapten kapal selam juga meminta kapal selam untuk bersiap menembakkan torpedo.[3] Kapal-kapal tidak dikenal tersebut diketahui sebagai iring-iringan tiga kapal, yakni Kanimbla dan dua kapal milik Angkatan Laut Selandia Baru. Awak kapal Selandia Baru mengetahui keberadaan kapal selam, tetapi tidak dapat menentukan lokasi pastinya. Pada saat itu, komandan kapal Kanimbla melakukan komunikasi dengan Pemerintah Australia untuk menangani situasi yang terjadi. Canberra merespons panggilan tersebut dan meminta izin dari Jakarta supaya kapal INTERFET dapat melintasi perairan Indonesia menuju Dili.[3] Kapal selam yang saat itu bertugas kemudian diperintahkan untuk tidak menghalangi iring-iringan. Meskipun demikian, kapal selam tersebut kembali naik ke permukaan dan mengikuti perjalanan iring-iringan kapal INTERFET.[3]
Daftar kapal
Nama
|
Nomor lambung
|
Pembuat
|
Dipesan
|
Peletakan lunas
|
Diluncurkan
|
Dioperasikan
|
Status
|
Cakra
|
401
|
Howaldtswerke
|
2 April 1977
|
25 November 1977
|
10 September 1980
|
18 Maret 1981
|
Aktif[1][2]
|
Nanggala
|
402
|
Howaldtswerke
|
2 April 1977
|
March 1978
|
10 September 1980
|
6 Juli 1981
|
Hilang kontak pada 21 April 2021 dan dinyatakan tenggelam pada 24 April 2021 setelah ditemukannya objek-objek yang diduga berasal dari kapal selam, termasuk pelurus torpedo.[4][5]
|
Lihat pula
Referensi
Bibliografi