Julia Azari
Julia R. Azari adalah seorang ilmuwan politik asal Amerika Serikat yang dikenal atas kajiannya mengenai kepresidenan dan sistem kepartaian di negara tersebut. Saat ini, ia merupakan profesor ilmu politik di Marquette University serta menjabat sebagai asisten ketua Departemen Ilmu Politik di universitas tersebut. Fokus penelitiannya meliputi partisanship dalam politik Amerika dan bagaimana sistem politik telah mengalami perubahan sejak awal abad ke-20. Selain sebagai akademisi, Azari juga aktif dalam komunikasi publik mengenai ilmu politik, baik sebagai kontributor tetap di situs data jurnalistik FiveThirtyEight, penulis di blog Mischiefs of Faction, maupun pembawa acara podcast Politics in Question. Pendidikan dan Awal KarierAzari mengawali pendidikan tinggi di University of Illinois Urbana-Champaign dengan niat awal untuk menjadi jurnalis politik.[1] Namun, ketertarikannya terhadap ilmu politik akademik membawanya untuk menekuni bidang tersebut. Ia meraih gelar Sarjana (B.A.) dalam ilmu politik pada tahun 2002, kemudian melanjutkan pendidikan di Yale University, di mana ia memperoleh gelar M.Phil., M.A., dan Ph.D. dalam bidang yang sama.[2] Kontribusi dalam PenelitianPada tahun 2014, Azari menerbitkan buku Delivering the People's Message: The Changing Politics of the Presidential Mandate. Dalam buku ini, ia membahas evolusi konsep mandat politik bagi presiden Amerika Serikat, mulai dari era Herbert Hoover pada tahun 1928 hingga terpilihnya Barack Obama pada tahun 2008. Dengan menggunakan analisis isi terhadap komunikasi presiden, Azari menunjukkan bahwa dalam beberapa dekade terakhir, para presiden semakin sering menggunakan konsep mandat politik untuk mempertahankan legitimasi jabatan mereka.[3] Azari juga memperoleh penghargaan Founder's Best Paper Award dari American Political Science Association pada tahun 2021 bersama William D. Adler. Penghargaan ini diberikan atas makalah mereka yang berjudul The Party Decides (Who the Vice President Will Be), yang meneliti bagaimana partai politik memiliki pengaruh dalam menentukan calon wakil presiden.[4] Keterlibatan dalam Media dan Komunikasi PublikSelain aktif dalam dunia akademik, Azari juga dikenal sebagai figur yang sering menyampaikan wawasan politik kepada publik. Sejak tahun 2016, ia rutin menulis artikel di FiveThirtyEight serta menjadi tamu dalam FiveThirtyEight Politics Podcast. Ia juga sering berbagi pemikirannya melalui Mischiefs of Faction, sebuah blog ilmu politik yang awalnya independen sebelum sempat bergabung dengan Vox pada tahun 2015.[5] Kehadirannya sebagai pakar politik juga terlihat dalam berbagai wawancara di media, termasuk panel diskusi di C-SPAN sejak 2009, serta siaran radio di Wisconsin Public Radio dan KCRW. Tak hanya itu, ia juga kerap mengadakan atau berpartisipasi dalam acara publik yang membahas isu-isu politik.[6] Pada tahun 2019, Azari menerima penghargaan Best Public-Facing Scholarship Award dari American Political Science Association. Penghargaan ini diberikan kepada akademisi yang berhasil menyampaikan ilmu politik kepada khalayak luas melalui tulisan di blog atau publikasi populer lainnya. Ia juga dikenal sebagai advokat yang menyoroti pentingnya komunikasi publik dalam ilmu politik, meskipun bidang ini sering kali kurang mendapat apresiasi di lingkungan akademik tradisional.[7] Kontroversi dalam Liputan MediaPada tahun 2020, Azari menulis serangkaian opini di The Washington Post mengenai bagaimana sistem pencalonan presiden dapat diperbaiki. Salah satu artikelnya yang berjudul "It's time to give the elites a bigger say in choosing the president" menimbulkan kontroversi dan mendapat kritik luas. Akibat reaksi negatif tersebut, judul artikel akhirnya diubah oleh redaksi.[7] Melalui penelitian dan keterlibatannya dalam media, Julia R. Azari terus berperan dalam menjembatani ilmu politik dengan masyarakat luas, menjadikannya salah satu ilmuwan politik paling berpengaruh dalam kajian kepresidenan Amerika dan sistem politik modern.[8] Daftar pustaka
|