Iskandar Ramis (lahir 25 Juli 1946) adalah seorang perwira militer dan politikus Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Gubernur Bengkulu periode 1996—2001.
Saat Iskandar dilantik sebagai wakil gubernur, ia masih aktif di militer dengan pangkat kolonel. Ia dipromosikan menjadi brigadir jenderal pada 1 Oktober 1996.[6] Menyusul reformasi internal angkatan bersenjata yang terjadi pada tahun 1998, perwira militer aktif dilarang memegang jabatan politik, dan Iskandar pensiun dari militer pada tahun 1999.[7]
Karier politik
Wakil Gubernur Bengkulu
Tak lama setelah menyelesaikan kuliah di Sesko ABRI, Iskandar diangkat sebagai Wakil Gubernur Bengkulu. Ia dilantik pada 9 Januari 1996, bersama dua wakil gubernur lainnya,[5] oleh Menteri Dalam Negeri Yogie Suardi Memet.[8]
Setelah Gempa bumi Bengkulu 2000, Iskandar mengepalai gugus tugas penanggulangan gempa.[9] Iskandar menjelaskan bahwa masalah utama para penyintas adalah akses air bersih, karena pipa air sudah rusak saat gempa.[10]
Pasca wakil gubernur
Setelah masa jabatannya sebagai wakil gubernur berakhir, Iskandar tetap terlibat dalam politik lokal Bengkulu. Ia memimpin tim kampanye Susilo Bambang Yudhoyono di Bengkulu pada pemilihan presiden 2004[11] dan 2009.[12] Setelah Yudhoyono memenangkan kursi kepresidenan, Iskandar menjadi pejabat tinggi Partai Demokrat cabang Bengkulu.[13] Ramis juga mencalonkan diri sebagai calon Dewan Perwakilan Rakyat dari partai tersebut pada Pemilihan umum legislatif Indonesia 2009 tetapi kalah dari calon terbanyak dari daftar partai.[14]
Selain terlibat dalam politik, Iskandar memiliki SPBU[17][18] dan masjid[19] di Kota Bengkulu. Iskandar juga menjadi anggota Dewan Adat Bengkulu,[20] Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Bengkulu,[21] Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia Bengkulu,[22] dan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Bengkulu.[23]
Iskandar dibawa ke unit gawat darurat saat membuat jus kalamansi pada tahun 2014. Dia tidak sengaja menumpahkan air es dari lemari es, menyebabkan dia terpeleset dan kepalanya membentur dinding. Iskandar harus menerima beberapa jahitan di kepalanya setelah kecelakaan itu.[24]