Herman Musakabe
Herman Musakabe (lahir 18 Juli 1940) adalah seorang Purnawirawan TNI Angkatan Darat yang terakhir kali berdinas militer sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat. Selain itu ia juga dikaryakan ke dalam jabatan sipil sebagai Gubernur Nusa Tenggara Timur. Selama mengemban jabatan gubernur, Herman Musakabe didampingi dua wakil gubernur yakni S.H.M. Lerrick (1993-1996) dan Piet Tallo (1996-1998). Kehidupan awalHerman lahir dari pasangan Henokh Mosa Kabe dan Anastasia.[1] Ayahnya, Henokh, berasal dari Ngada dan merupakan prajurit kavaleri pada KNIL yang ditugaskan di pulau Jawa. Sementara ibunya, Anastasia berasal dari Salatiga. Marganya adalah Mosa Kabe. Namun oleh masyarakat di lingkungan masa kecil dan remaja Herman maupun di tempat-tempat ia bertugas sebagai tentara, namanya lebih sering diucapkan sebagai Musakabe, maka penulisannya pun disesuaikan dengan pengucapan itu.[2] Gubernur Nusa Tenggara TimurProgram KerjaMelewati proses perencanaan yang tertuang dalam 7 Program Strategis Pembangunan NTT, yakni:
Pemberlakuan seragam motif merupakan implementasi atau perwujudan dua dari tujuh Program Stragis Pembangunan yaitu Pembangunan Ekonomi dan Pengembangan Kepariwisataan. Seragam motif tenunSebagai implementasi 7 program strategis, salah satu ide besarnya adalah mewajibkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk mengenakan seragam motif.[3] Untuk PNS pria mengenakan baju motif sedangkan celana berbahan kain berwarna gelap, sedangkan PNS perempuan mengenakan rok dan baju berbahan motif – meskipun belakangan PNS mulai modifikasi dengan seturut seleranya. Seragam motif wajib dipakai pada setiap hari Kamis dan Jumat, selain hari tersebut PNS mengenakan seragam kheki atau seragama Linmas. Seragam motif PNS di lingkup pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota se-provinsi Nusa Tenggara Timur adalah warisan Musakabe. Warisan yang mungkin luput dari perhatian generasi PNS sesudahnya. Musakabe menjadi perintis seragam motif di NTT yang berdampak luas secara nasional. Karena sesudah setelah Musakabe memberlakukan seragam motif, wilayah lain di belahan negeri ini mewajibkan seragam motif sesuai motif daerah masing-masing. Pencetus Nikah Massal di Provinsi NTTCerita yang juga memberi kenangan tersendiri, kata Musakabe, adalah cerita tentang nikah masal. Ternyata, nikah massal pertama terjadi di zaman kepemiminan Gubernur NTT, Mayjen TNI Herman Musakabe. Nikah massal paling banyak saat itu adalah di Kabupaten TTS dengan jumlah pasangan suami-istri mencapai 5000-an pasang. “Kadang-kadang saya diejek sama teman-teman gubernur kalau ada pertemuan para gubernur. Kata mereka, masa gubernur urus nikah massal? Tapi kemudian nikah massal itu diikuti di propinsi-propinsi lain,” kata Musakabe. Bagi Musakabe dan istri, berbuat baik kepada orang lain itu penting dan ia sangat merasakan manfaatnya. Karena ia pernah merasakan, pada saat-saat tertentu ia mendapat bantuan atau kebaikan dari orang lain. “Tuhan memang membalas setiap kebaikan yang diperbuat pada saatnya,” kata Musakabe. Karier Militer
Karier
PenghargaanTanda Kehormatan
Penghargaan Lainnya
Karya TulisHerman Musakabe merupakan sosok yang aktif menulis, terutama yang bergenre kepemimpinan dan kerohanian. Berikut beberapa buku karyanya.
Referensi
|