Halte Winongo
Halte Winongo (WGO) adalah halte kereta api nonaktif yang terletak di Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul. Halte ini secara de facto termasuk dalam Wilayah Penjagaan Aset VI Yogyakarta, tetapi tanah tempat stasiun ini berada sebagian sudah menjadi milik masyarakat dan sebagian milik PT Madu Baru. Halte ini dibangun sebagai bagian dari jalur kereta api lintas Yogyakarta–Srandakan–Sewugalur.[4] Halte ini dibuka pada tanggal 21 Mei 1895 bersamaan dengan pembukaan segmen Yogyakarta–Srandakan.[5] Bangunan halte ini direnovasi dengan arsitektur bergaya 1950-an seperti stasiun-stasiun lainnya di Daop VI. Halte ini ditutup sejak tahun 1976–1977 karena kebocoran pendapatan PJKA, banyaknya penumpang gelap, kekurangan biaya perawatan prasarana, jalan raya diperlebar, dan mobil makin banyak.[6] Di akhir kariernya, jalur yang menuju Pabrik Gula Madukismo masih tetap dipertahankan pada 1980-an. Bangunan ini sempat dijadikan rumah keluarga Atmopawiro. Dikisahkan pula, bahwa bangunan stasiun mengalami kerusakan akibat gempa Bantul 2006. Kemudian, warga berinisiatif memperbaiki bangunan dengan mengubah letak pintu yang seharusnya menghadap ke barat menjadi ke arah selatan. Sampai saat ini, bangunan stasiun Winongo dimanfaatkan sebagai karang taruna masyarakat setempat. Bangunannya kini sudah dimural.[7] Jika berjalan ke arah selatan menyusuri jalan kampung, sebelum melihat halte, terdapat Jembatan Winongo yang rel-relnya sudah dicor dengan semen.[8] Percabangan menuju PG MadukismoDahulu, dari Halte Winongo ini terdapat percabangan jalur kereta api yang mengarah ke utara sampai ke Suikerfabriek Padokan (sekarang Pabrik Gula Madukismo). Jalur tersebut difungsikan untuk mengakomodasi angkutan barang dari pabrik gula. Dalam peta Daerah Istimewa Yogyakarta tempo dahulu koleksi Universiteit Leiden, jalur percabangan tersebut dimiliki oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij.[9][10] Galeri
Referensi
|