Cagar Alam MacRitchie
Cagar Alam MacRitchie atau Cagar Alam Central Catchment (Central Catchment Nature Reserve/CCNR ) adalah cagar alam terbesar di Singapura dengan luas 3.043 hektar, mencakup lebih dari 2.000 hektar tutupan hutan. Secara ekologis, kawasan ini mencakup beragam jenis vegetasi, mulai dari sisa-sisa hutan primer dipterocarp dataran rendah, hutan sekunder tinggi dengan kualitas yang bervariasi, hingga sisa hutan rawa air tawar primer terakhir di Singapura, yang dikenal sebagai Nee Soon Swamp Forest. CCNR juga berfungsi sebagai daerah tangkapan air yang menampung empat waduk utama yang meliputi Waduk MacRitchie, Upper Peirce, Lower Peirce, dan Upper Seletar.[1] Keanekaragaman hayatiCCNR memiliki keanekaragaman hayati yang menampung sekitar 1.600 spesies flora dan lebih dari 500 spesies fauna, menjadikannya habitat penting bagi banyak spesies yang terancam punah. Dari sisi fauna, cagar alam ini merupakan satu-satunya lokasi di Singapura yang menjadi rumah bagi Raffles' Banded Langur atau kera lutung bergaris yang diklasifikasikan sebagai Terancam Punah Kritis. Spesies mamalia penting lainnya termasuk Trenggiling Sunda, Pelanduk kancil, Kukang sunda. CCNR juga diakui sebagai Area Burung Penting atau Important Bird Area (IBA) yang mendukung populasi burung rentan seperti Cucakrawa dan Sikatan-rimba coklat, di samping berbagai reptil dan invertebrata seperti Kura-kura duri dan Clouded Monitor Lizard.[2] Pemisahan wilayahPemisahan Cagar Alam Central Catchment adalah masalah konservasi utama di Singapura, yang merujuk pada pemecahan kawasan hutan besar dan terintegrasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan terpisah. Secara fisik, Cagar Alam Bukit Timah (BTNR) telah dipisahkan dari CCNR oleh pembangunan Bukit Timah Expressway (BKE) sejak era 1980-an. Secara internal, CCNR saat ini terpecah menjadi sekitar 24 fragmen yang berfungsi sebagai "pulau-pulau habitat" yang terisolasi. Pemecahan ini terutama disebabkan oleh pembangunan infrastruktur berkelanjutan sejak pra-kemerdekaan, termasuk pembangunan jalan tol, waduk, lapangan golf, dan fasilitas militer.[3] Pemecahan kawasan Cagar Alam Central Catchment menimbulkan tiga konsekuensi ekologis utama yaitu isolasi populasi, di mana satwa liar seperti Raffles' Banded Langur menjadi terperangkap dalam habitat kecil, yang meningkatkan risiko perkawinan sedarah (inbreeding) dan kerentanan terhadap kepunahan lokal di mana pemecahan wilayah yang kecil memiliki proporsi tepi yang tinggi, yang mengakibatkan perubahan lingkungan mikro seperti peningkatan suhu dan cahaya yang merusak habitat interior hutan dan korban pergerakan, di mana satwa yang berusaha melintasi pembatas buatan, seperti jalan, menjadi sangat rentan terhadap korban tabrak lari dan predator.[3] Referensi
|