Abdullah bin Zaid al-Anshari
'Abdullāh bin Zaid al-Anṣhārī (bahasa Arab: عبد الله بن زيد الأنصاري) adalah seorang sahabat Nabi Islam Muhammad dari kaum Ansar. Nama lengkapnya Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbih bin Tsa'labah bin Zaid. Ia dipanggil juga Abu Muhammad.[1] Ia menghadiri Bai'at 'Aqabah Kedua dan ikut serta dalam perang Badar, Uhud, Khandaq, dan peperangan lainnya. Ia juga yang melihat azan dalam mimpinya yang kemudian Muhammad memerintahkan Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan azan sesuai dengan apa yang dilihat oleh Abdullah. Ia memiliki banyak hadis yang ditulis dalam Sunan yang empat.[2] Kedudukan Nabi Muhammad di sisinyaDisebutkan dalam tafsir al-Kabir bahwa firman Allah:
SilsilahAbdullah bin Zaid bin Abdi Rabbihi bin Tsa'labah bin Zaid, dari Bani Jusym bin al-Harith bin al-Khazraj al-Ansari al-Khazraji al-Harithi, memiliki kunyah Abu Muhammad adalah seorang lelaki yang tidak pendek dan tidak tinggi. Ia adalah saudara laki-laki Harits bin Zaid bin Abdur Rabbah. Abdullah mempunyai seorang putra, Muhammad dari pernikahannya dengan Sa'adah binti Kulaib dan seorang putri, Ummu Humaid binti Abdullah dari pernikahannya dengan orang Yaman. Abdullah bin Zaid memiliki beberapa keturunan di Madinah.[3] BiografiAbdullah menghadiri Bai'at 'Aqabah Kedua dengan tujuh puluh orang Ansar.[4] Ia ikut dalam perang Badar, Uhud, Khandaq, dan peperangan lainnya. Ia membawa panji Bani al-Harith bin al-Khazraj dalam Pembukaan Mekah.[5] Abdullah ibn Zaid biasa menulis dalam bahasa Arab sebelum keislamannya. [3] Melihat azanAbdullah bin Zaid melihat azan dalam mimpinya pada tahun pertama Hijrah,[6] maka ia mendatangi Nabi ﷺ SAW, dan berkata,[7] "Wahai Rasulullah, seorang pria dengan jubah hijau menemuiku malam ini, membawa sebuah gong di tangannya, dan aku berkata kepadanya: "Wahai Abdullah, apakah kamu menjual gong ini?" Dia berkata: "Apa yang kamu lakukan dengannya?" katanya: Aku berkata: "Kami menabuhnya untuk shalat." Dia berkata: "Maukah aku tunjukkan sesuatu yang lebih baik dari itu?" Dia berkata: "Ya." Aku berkata: "Apa itu? Aku berkata: "Apa itu?" Beliau bersabda: Katakanlah: Allah Maha besar, Allah Maha besar, Allah Maha besar, Allah Maha besar, Aku bersaksi bahwa tiada yang berhak disembah selain Allah, Aku bersaksi bahwa tiada yang berhak disembah selain Allah, Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, Marilah salat, Marilah salat, Marilah menuju kemenangan, Marilah menuju kemenangan, Allah Maha besar, Allah maha besar, Tiada yang berhak disembah selain Allah. Lalu Muhammad memerintahkan Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan azan sebagaimana yang dilihat oleh Abdullah." Maka Nabi Muhammad memerintahkan Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan azan berdasarkan apa yang dilihat Abdullah.[5][1] Hadis yang diriwayatkan
WafatAbdullah bin Zaid meninggal pada tahun 32 H[2] di Madinah pada usia 64 tahun, dan Utsman bin Affan mengimami salat jenazahnya. [8] Al-Hakim An-Naisaburi berkata, “Sebenarnya dia terbunuh di Uhud,” Ketika Hakim meriwayatkan atas izin putri Abdullah bahwa putri Abdullah menemui Umar bin Abdul Aziz dan berkata, “Saya adalah putri Abdullah bin Zaid. Ayahku menghadiri perang Badar dan terbunuh saat perang Uhud, lalu Umar berkata, "Mintalah padaku apa pun yang kamu inginkan dan dia memberikannya.” Referensi
Pranala luar |